Follow Us

Peringati Hari Bumi, Inilah 7 Fakta yang Membukakan Mata Terkait Planet yang Kita Tinggali

Rebi - Senin, 22 April 2019 | 12:00
Peringati Hari Bumi, Inilah 7 Fakta yang Membukakan Mata Terkait Planet yang Kita Tinggali
GRID.ID

Peringati Hari Bumi, Inilah 7 Fakta yang Membukakan Mata Terkait Planet yang Kita Tinggali

WIKEN.ID - Hari Bumi setiap tahunnya diperingati pada tanggal 22 April.

Peringatan yang dirancang untuk meningkatkan keadaran dan apreasiasi terhadap bumi ini pertama kali dicanangkan oleh Senator Amerika Serikat Gaylord Nelson pada tahun 1970.

Hari Bumi sendiri diperingati secara internasional oleh lebih dari seratus negara di dunia.

Peringatan Hari Bumi sendiri dikoordinasi secara global Earth Day Network (EDN) atau Jaringan Hari Bumi.

Pada peringatan Hari Bumi tahun ini diperkirakan lebih dari satu miliar orang di 192 negara diperkirakan ikut dalam hari global aksi politik dan sipil bagi Bumi.

Ada beragam cara yang bisa dilakukan dalam memperingati Hari Bumi, salah satunya dengan mencermati fakta yang berkaitan dengan Bumi itu sendiri.

Berikut 7 fakta yang membukakan mata terkait planet yang kita tinggali ini.

1. Konsentrasi Karbon Dioksida di Atmosfer Cukup Tinggi

Pembangkit listrik tenaga batu bara merupakan salah satu industri penghasil karbon dioksida terbesar
Kodda/Thinkstock

Pembangkit listrik tenaga batu bara merupakan salah satu industri penghasil karbon dioksida terbesar

Baca Juga : Indonesia Rawan Bencana, Inilah Penjelasan Terjadinya Gempa Bumi

Konsentrasi karbon dioksida di atmosfer mencapai rekor tertinggi, lebih besar dari 400 bagian per juta.

Pada bulan April 2014, ini merupakan yang tertinggi dalam setidaknya 800.000 tahun terakhir.

Penumpukan ini terjadi akibat dari pembakaran bahan bakar fosil dan mengakibatkan pemanasan global.

Karena satu molekul karbon dioksida dapat bertahan di atmosfer bertahun-tahun, emisi hari ini akan memengaruhi banyak generasi mendatang.

2. Kita Membuang 8,8 Ton Plastik ke Laut Setiap Tahun

Bahaya sampah plastik
Global Population Speak Out

Bahaya sampah plastik

Sebuah studi yang dirilis pada Februari 2015 menemukan bahwa 8,8 ton limbah plastik dibuang ke laut setiap tahun.

Dengan meningkatnya kepadatan populasi dunia, para ilmuwan mengatakan tingkat sampah laut bisa mencapai 155 juta metrik ton.

World Economic Forum pada 2016 menyatakan ada lebih dari 150 juta ton plastik di samudra.

Pada 2025, diperkirakan rasio plastik dibanding ikan di samudra menjadi 1:3.

3. Jutaan Hektar Hutan Hilang Setiap Tahun

Deforestasi dan degradasi lahan yang menjadi penyebab meningkatnya pemanasan global.
Gloria Samantha

Deforestasi dan degradasi lahan yang menjadi penyebab meningkatnya pemanasan global.

Baca Juga : Ledakan Bom di 3 Gereja dan 3 Hotel di Sri Lanka Saat Paskah, Setidaknya 137 Tewas dan Ratusan Luka

Diperkirakan 18 juta hektar hutan hilang setiap tahun.

Meskipun deforestasi telah menunjukkan tanda-tanda penurunan di beberapa area, penebangan dan bentuk-bentuk lain dari pembukaan hutan mempengaruhi sekitar 13 juta hektar lahan setiap tahun antara tahun 2000 dan 2010.

Padahal hutan adalah penyerap penting untuk karbon dioksida dan titik keanekaragaman hayati.

4. Kekurangan Pasokan Air

Bumi menghadapi kekurangan 40% pasokan air pada tahun 2030.

Laporan World Water Development PBB tahun 2015 menemukan bahwa jika masyarakat internasional meningkatkan pasokan air, planet ini mungkin menghadapi kekurangan 40 persen dalam 15 tahun ke depan.

Ini disebabkan meningkatnya permintaan pertanian menggunakan 70% dari penggunaan air dunia.

Kita perlu menghasilkan 60 persen lebih banyak makanan dari sekarang hingga tahun 2050

5. Kelaparan Meningkat

Seorang anak di Yaman mengalami kelaparan dan terbaring lemah di salah satu rumah sakit di Yaman
telegraph.co.uk

Seorang anak di Yaman mengalami kelaparan dan terbaring lemah di salah satu rumah sakit di Yaman

Baca Juga : Inspiratif! Awalnya Mengira Bayi Anjing Laut, Para Nelayan Selamatkan Hewan yang Kelaparan dan Ketakutan dari Atas Gunung Es

Peristiwa ekstrem terkait perubahan iklim, ditambah pertumbuhan populasi, dapat meningkatkan kelaparan hingga 20% pada tahun 2050.

Karena peristiwa cuaca ekstrem seperti banjir dan kekeringan perubahan iklim berdampak buruk pada produktivitas pertanian, meningkatkan risiko kelaparan dan kekurangan gizi.

6. Es Arktik Menurun

Tingkat es laut Arktik September menurun pada tingkat 13,3% per dekade.

Cakupan es laut Arktik mencapai minimum pada bulan September setiap tahun.

Pada bulan September 2014 es laut Arktik mencapai keenam terendah dari rekor terendah sejak 1978.

Tingkat rata-rata es laut Arktik bulanan pada Maret 2015 adalah yang terendah dalam catatan satelit.

7. Bumi Semakin Panas

Pada tahun 2015, Bumi menorehkan catatan untuk pertama kalinya mencapai titik paling panas.

Data dari Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional dan Badan Meteorologi Jepang menunjukkan bahwa Bumi memiliki catatan kuartal pertama tahun 2015 yang paling hangat.

Editor : Wiken

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular