WIKEN.ID - Pernahkah kamu setelah olahraga berlari, jogging, atau aktivitas fisik lainnya lalu merasakan sakit kepala ?
Sakit kepala bisa terjadi hanya di satu sisi kepala atau sakit kepala berdenyut di seluruh area kepala.
Maka dari itu, kamu perlu mengetahui kemungkinan penyebab sakit kepala setelah berlari.
Dilansir dari Kompas.com, simak penyebab sakit kepala setelah berlari dan juga solusinya.
1. Sakit kepala exertional
Dikutip dari Healthline, sakit kepala jenis ini yang dipicu oleh beberapa jenis aktivitas fisik, termasuk lari.
Kemungkinan kamu mulai merasakannya ketika berlari atau setelahnya.
Biasanya orang-orang mengetahui sakit kepala exertional sebagai rasa nyeri berdenyut di kedua sisi kepala.
Efek rasa sakitnya dapat berlangsung dari beberapa menit hingga beberapa hari, dan hanya terjadi karena olahraga.
Biasanya seseorang cenderung mengalami sakit kepala exertional ketika berolahraga di cuaca panas atau dataran tinggi.
Sakit kepala ini dapat bersifat primer atau sekunder. Sakit kepala exertional primer terjadi karena alasan yang tidak diketahui.
Namun, para ahli menilai bahwa sakit kepala ini bisa berkaitan dengan penyempitan pembuluh darah yang terjadi ketika seseorang berolahraga.
Sementara sakit kepala exertional sekunder juga dipicu oleh aktivitas fisik, tetapi respons ini disebabkan oleh kondisi yang mendasari.
Kondisi tersebut bisa beragam, mulai dari infeksi sinus sederhana hingga tumor, serta umumnya disertai gejala lain, seperti muntah, hidung tersumbat, leher kaku, hingga masalah pengelihatan.
Pengobatan: jika sakit kepala ini sering terjadi dan kamu mengalami gejala yang tidak biasa, sebaiknya konsultasikan dengan dokter.
Jika tidak, sakit kepala saat olahraga primer sering kali berhenti dengan sendirinya setelah terjadi beberapa kali terjadi dalam kurun beberapa bulan.
Selain itu, konsumsi obat antiperadangan yang dijual bebas, seperti ibuprofen juga dapat membantu.
Perawatan lainnya adalah meletakkan semacam kepala di bantal penghangat untuk membuka pembuluh darah.
Sementara untuk mencegahnya, pemanasan sederhana sebelum lari bisa sangat membantu.
Dalam kasus lainnya, cobalah mengurangi kecepatan dan durasi lari.
2. Dehidrasi
Penyebab dari dehidrasi yaitu ketika tubuh kehilangan cairan lebih banyak daripada yang diasup.
Sehingga saat berlari, kita cenderung kehilangan cairan lewat keringat.
Maka dari itu, jika kamu tidak minum cukup air sebelum lari maka tubuhmu sangat mudah mengalami dehidrasi.
Selain efeknya sakit kepala, gejala lainnya dari dehidrasi ringan antara lain rasa haus yang meningkat, buang air kecil lebih sedikit, kulit dan mulut kering, hingga sembelit.
Namun, dehirasi parah bisa menyebabkan kondisi yang lebih berat, seperti kehausan luar biasa, tekanan daran rendah, urine berwarna gelap, napas memburu, kejang, hingga kematian.
Dehidrasi parah adalah kondisi darurat yang memerlukan penanganan medis sesegera mungkin.
Pengobatan: umumnya, dehidrasi karena lari bisa diatasi dengan minum banyak air dan cairan elektrolit.
Minuman olahraga bisa membantu memulihkan elektrolit tubuh.
Tetapi, terlalu sering minum minuman olahraga tinggi gula malah bisa menyebabkan sakit kepala makin parah.
Cara lainnya, cobalah mengonsumsi air kelapa tanpa pemanis tambahan. Sementara untuk mencegahnya, cobalah minum 1-3 gelas air sekitar satu jam sebelum berlari.
Jika tujuan larimu cukup jauh, bawalah botol minum untuk minum ketika jeda.
3. Terlalu lama terpapar matahari
Paparan sinar matahari juga bisa memicu sakit kepala pada sebagian orang, sekalipun mereka tidak sedang berolahraga.
Pengobatan: segeralah mencari tempat teduh dan beristirahatlah beberapa waktu di ruangan gelap atau sinar minim.
Jika cuacanya panas, minumlah segelas air dingin dan lap basah.
Lalu, letakkan lap basah di area mata dan dahi selama beberapa menit.
Mandi dengan air suam-suam kuku juga bisa membantu.
Namun, jika tidak ada waktu untuk istirahat sejenak, kamu juga bisa mengonsumsi obat antiperadangan seperti ibuprofen.
Sementara untuk mencegahnya, gunakan kaca mata hitam atau topi saat lari. Jika cuaca di luar panas, kamu juga bisa melilitkan bandana basah di sekitar leher.
Jika perlu, bawalah botol semprot kecil dengan air dingin di dalamnya. Semprotkan air secara berkala ke wajah.
4. Gula darah rendah
Gula darah rendah atau hipoglikemi juga bisa menyebabkan sakit kepala setelah lari.
Glukosa adalah salah satu sumber energi utama tubuh.
Jika kamu tidak cukup makan sebelum lari, maka tubuh tidak bisa membakar glukosa tersebut dan menyebabkan tubuh mengalamk hipoglikemi.
Selain sakit kepala, gejala hipoglikemi lainnya antara lain gemetar, sangat kelaparan, berkeringat, pengelihatan kabur, hingga disorientasi.
Pengobatan: jika kamu memiliki gejala gula darah rendah, cobalah makan atau minum sesuatu yang mengandung setidaknya 15 gram karbohidrat, seperti segelas jus buah atau buah potong sebagai solusi segera.
Pastikan ikuti dengan konsumsi karbohidrat kompleks, seperti roti gandum, untuk menghindari crash.
Sementara untuk mencegahnya, makanlah makanan atau camilan bernutrisi seimbang sekitar dua jam sebelum olahraga.
Usahakan makanan tersebut mengandung protein, karbohidrat kompleks dan serat untuk menjaga keseimbangan gula darah. Hindari gula atau karbohidrat olahan.
5. Kesalahan postur
Lari dengan postur tubuh yang salah juga bisa menyebabkan otot leher dan bahu tegang, yang bisa memicu sakit kepala.
Pengobatan: jika leher dan bahu terasa kaku setelah lari, cobalah lakukan peregangan ringan dan konsumsi ibuprofen jika peregangan tidak membantu.
Sementara untuk pencegahannya, cobalah mempelajari postur berlari yang tepat di depan kaca.
Kamu juga bisa merekam dirimu sendiri dan melihat apakah ada kesalahan dalam posturmu.
Jika masih belum yakin, pertimbangkanlah untuk menyewa jasa pelatih lari agar bisa mendapat bimbingan cara lari yang tepat.
(*)
Baca Juga: Lebih Baik yang Mana, Olahraga Lari dengan Sepatu atau Tanpa Alas Kaki?
Baca Juga: Lebih Baik yang Mana, Olahraga Lari dengan Sepatu atau Tanpa Alas Kaki?