Namun, secara umum, jelaskan kepada anak itu bahwa tidak boleh memukul atau menganiaya binatang, sama seperti tidak memukul atau menganiaya anak lain. Intervensi pendidikan yang manusiawi (mengajar anak-anak untuk bersikap baik hati, peduli, dan mengasuh hewan) oleh orang tua, penyedia pengasuhan anak, dan guru cenderung memadai untuk mendorong penghentian penyalahgunaan hewan pada anak-anak ini.
2. Penyalahgunaan "Cry-for-Help": (usia 6 atau 7 - 12).
Usia ini saatnya anak yang secara intelektual memahami bahwa menyakiti binatang tidak baik.
Perilaku ini bukan karena kurangnya pendidikan, sebaliknya, pelecehan hewan lebih cenderung menjadi gejala masalah psikologis yang lebih dalam.
Seperti dicatat sebelumnya, sejumlah penelitian telah mengaitkan pelecehan hewan pada masa kanak-kanak dengan kekerasan dalam rumah tangga di rumah serta kekerasan fisik atau seksual pada masa kanak-kanak.
Apa yang harus dilakukan: Mencari bantuan profesional. Kemampuan orangtua untuk menghadapi banyak pasang surut normal pengasuhan anak tanpa bantuan profesional, merupakan pengecualian.
Bukanlah hal yang "normal" bagi anak seusia ini untuk menganiaya hewan dengan sengaja.
3. Pelaku Perilaku Gangguan: ( usia 12+)
Remaja yang menyalahgunakan hewan hampir selalu terlibat dalam perilaku antisosial lainnya, penyalahgunaan zat, aktivitas geng.
Kadang-kadang pelecehan hewan ini dilakukan bersamaan dengan kelompok teman sebaya yang menyimpang (ritual inisiasi atau sebagai akibat dari tekanan teman sebaya), sementara di waktu lain hal itu dapat digunakan sebagai cara untuk mengurangi kebosanan atau mencapai rasa kontrol.
Apa yang harus dilakukan: Dapatkan bantuan profesional segera. Jika memungkinkan, mintalah dukungan teman, anggota keluarga, bahkan guru.