"Sempat ada stigma makan sayur setiap hari. Terus banyak banget dapat pertanyaan lucu. Apa masih sering makan nasi? Kan nasi dari padi. Tapi orang mikirnya kalau jadi vegan itu pasti gak kenyang dan lemas," ungkapnya.
Rintangan lainnya yang dihadapi oleh Cantika di awal adalah sulit mencari jenis atau varian makanannya.
"Karena aku tipenya suka makan banget. Beneran waktu switch jadi vegan, nomor satu tetap harus rasa. Aku tipe lidah yang dipuaskan dengan bumbu," kata Cantika lagi.
Awalnya, kata Cantika, dirinya susah mencari variasi makanan. Di sisi lain, ia pun perlu beradaptasi dengan lingkungan dan orang sekitar. Apa lagi di dalam keluarga, hanya dirinya yang Vegan.
"Jadi pas awal suka bentrok ideologi. Tapi serunya jadi bisa diskusi sama papa dan mama. Untungnya mereka terbuka. Dan ketika ada kiriman paket dari Burgreens, aku suruh mereka cobain dan mereka mau," kata Cantika menambahkan.
Cantika pun merasa semakin hari dirinya berusaha menjadi vegan yang tidak 'merepotkan'.
"Ibaratnya kalau di rumah, kalau mbak gak masak aku tinggal masak. Karena aku punya frozen food dari GreenKind juga. Atau aku bahkan bikin sendiri di rumah," papar Cantika.
Saat makan di luar dengan keluarga dan teman-teman, Cantika selalu mendahulukan pilihan makanan mereka. Karena Cantika tidak ingin merepotkan orang lain yang harus mengikuti pilihan makanannya.
Seiring berjalannya waktu, ia pun mengaku tidak lagi kesulitan mencari makanan vegan. Karena sudah banyak tersedia di sekitarnya.