WIKEN.ID -Minum teh adalah rutinitas yang menyenangkan yang banyak dilakukan orang di pagi hari.
Banyak jenis teh yang sudah kita ketahui, tetapi apakah Anda sudah memilih teh yang baik?
Namun apakah kitasudah memilih teh yang baik sehingga tidak terpapar racun?
Oleh karena itu, kita perlu mengetahui cara memilih teh yang baik.
Melansir dari Mind Body Green, Jonny Bowden, Ph.D., seorang ahli gizi, mengatakan, "Apa yang menentukan apakah teh berwarna hijau, hitam, putih, atau oolong tergantung sepenuhnya pada tingkat pemrosesan yang dialami oleh tanaman Camellia sinensis setelah dipanen,"
Bowden mengatakan proses pembuatan masing-masing teh berbeda.
Teh hitam sepenuhnya difermentasi, teh oolong sebagian difermentasi, teh hijau tidak difermentasi sama sekali kecuali diuapkan dan dikeringkan, dan teh putih hampir tidak diproses.
"Teh herbal dibuat dari daun, akar, dan buah-buahan lain dan tidak dibuat dari tanaman Camelia sinensis, yang juga berarti bebas kafein," kata Bowden.
Teh mengandung lebih dari 4.000 senyawa yang meningkatkan kesehatan, termasuk epigallocatechin gallate (EGCG) dan L-theanine.
EGCG memberikan manfaat antioksidan, anti-inflamasi, anti-proliferasi, anti-infeksi, dan melindungi jantung.
Teh juga merupakan satu-satunya tanaman yang membuat asam amino L-theanine, yang dikenal untuk menenangkan dan memfokuskan pikiran serta mengurangi stres.
Pengobatan Tiongkok tradisional dan praktisi ayurvedic telah lama menggunakan teh untuk meningkatkan pencernaan, mempercepat penyembuhan luka, menstabilkan gula darah, meningkatkan kesehatan jantung, dan meningkatkan fungsi mental.
Sedangkan, penelitian modern menunjukkan secara teratur minum teh dapat bermanfaat bagi berbagai kondisi, termasuk diabetes tipe 2, obesitas, gangguan mood, dan bahkan beberapa jenis kanker.
Baca Juga:Kesabarannya Habis! Raffi Ahmad Naik Pitam hingga Beri Teguran Keras Aldi Taher: Gue Block, Nih!
Potensi racun dalam teh
Teh itu sendiri sangat sehat, tetapi terkadang terkontaminasi dengan pestisida dan logam berat.
Tanaman teh adalah "hyperaccumulators" yang berarti mereka sangat mahir dalam mengekstraksi agen dari tanah dan menumpuknya di daun.
Oleh karena itu, kita harus mengetahui di mana teh yang akan kita minum ditanam, bagaimana pabrik memproses dan mengemasnya, dan bahkan jenis kantong teh apa yang digunakan.
Cina adalah produsen teh terbesar di dunia, dengan 8 juta petani teh.
Sayangnya, mereka juga pengguna pestisida terbesar di dunia.
Produsen biasanya tidak mencuci daun teh sebelum dikemas atau dikemas, jadi jika tanaman disiram dengan pestisida, mereka akan meresap langsung ke dalam cangkir kita.
Teh selain tercemar pestisida, teh juga dapat mengandung pewarna buatan, perasa, dan bahan yang dimodifikasi secara genetik (GMO).
Dalam satu penyelidikan, para peneliti menemukan semua sampel teh dari Cina dinyatakan positif mengandung setidaknya tiga jenis pestisida, dengan sepertiga mengandung hingga 29 jenis pestisida yang berbeda (banyak di antaranya ilegal).
Tanaman teh secara alami mengakumulasi fluorida dan logam berat lainnya termasuk timah, aluminium, dan arsenik.
Dikarenakan teh tumbuh di tanah asam, penyerapan logam-logam ini bahkan lebih tinggi sehingga dapat menumpuk.
Toksisitas fluoride dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti nyeri sendi, kelemahan otot, osteoporosis, gigi rapuh, masalah ginjal, dan bahkan kanker.
Teh yang terpapar aluminium juga dapat dikaitkan dengan penyakit Alzheimer.
Di lain sisi, kantong teh juga memberikan masalah kesehatan, karena sebagian besar kantong teh kertas diobati dengan epichlorohydrin, sejenis karsinogen.
Kantong teh sutra terbuat dari plastik seperti nilon atau polypropylene yang tidak stabil dalam air panas.
Sebenarnya kita lebih disarankan membeli teh yang tidak dikantong.
Baca Juga:Tak Lepas dari Kacamata Hitamnya, Ternyata Syahrini Derita Penyakit Mata Ini, Bahaya Gak Sih?
Memilih teh yang aman dan berkualitas
Teh dengan kualitas rendah memiliki logam lebih berat karena terdiri dari daun-daun yang sudah tua, sementara daun dan tunas lebih sedikit yang diserap lebih sedikit dicadangkan untuk produk teh bermutu tinggi.
Teh organik lebih aman tetapi sekarang ini tidak selalu, karena mereka akan bebas dari pestisida tetapi masih mungkin terkontaminasi dengan logam berat atau bahan kimia lainnya.
Maka memilih teh yang berkualitas tinggi jalan satu-satunya mengurangi racun, tetapi harus tahu hal spesifik seperti dari mana asal pertanian teh tersebut, bagaimana cara panennya, dan kota yang memproduksi.
Teh dari Cina dan India lebih banyak tercemar daripada teh dari Jepang.
Nah berikut strategi memilih teh yang aman dan berkualitas:
1. Selalu beli teh yang sudah tersertifikat dan teh non-GMO.
2. Restoran dan kedai kopi sering memakai teh yang murah dan berkualitas lebih rendah.
Pertimbangkan untuk membawa teh sendiri dari rumah dan hanya meminta air hangat.
3. Minum teh dengan rasa tawar, kalau mau ada rasa, tambahkan sedikit stevia organik
4. Baca label dengan hati-hati, hindari teh yang mengandung perasa buatan, bahan-bahan transgenik potensial termasuk lesitin kedelai dan tepung jagung, sirup jagung, dan zat tambahan lainnya.
5. Kalau mau beli teh yang berkantong pilih yang epichlorohydrin-free.
6. Gunakan air yang disaring dari pada air ledeng.
7. Seduhan teh selama lebih dari tiga menit berpotensi meningkatkan infus logam berat, terutama timbal dan aluminium.
Cara memilih teh yang baik yaitu mengikuti tujuh langkah tadi ya.
Artikel ini pernah tayang di Nakita.id dengan judulMoms Suka Minum Teh? Ini Cara Memilih Teh yang Baik Menurut Pakar