"Terkadang saya bingung, apakah saya di Malaysia atau Indonesia," Osman dalam postingannya.
"Bagian depan rumah dicat merah dan putih, untuk melambangkan bendera Indonesia, sedangkan bagian belakang dicat sesuai nuansa Malaysia," jelas Osman.
Tepatnya waktu itu, rumah tersebut juga ikut merayakan kemerdekaan Indonesia yang jatuh pada Sabtu (17/8/2019) kemarin, jadi mereka mengecat bagian depan dengan warna merah putih.
Meski demikian, Osman tidak menjelaskan bahwa apakah rumah ini memiliki standar kewarganegaraan.
Diketahui Malaysia adalah rumah bagi 25.000 orang, sedangkan Indonesia memiliki 80.000 orang, merupakan populasi di pulau itu.
Tidak ada penjagaan di perbatasan, tidak ada kantor imigrasi dan tidak ada rumah pabean, serta pagar kawat berduri bahkan dinding.
Satu-satunya yang menjadi penanda perbatasan hanya tumpukan beton yang terletak setiap kilometer, menurut keterangan itu.
Selain rumah yang berdiri di dua negara sekaligus itu, sebelumnya ada seorang siswa SD yang juga seorang pelintas negara untuk bersekolah.
Dia adalah Nursaka, yang merpakan bocah 8 tahun yang tinggal di Tebedu Serian, Sarawak, Malaysia.
Meskipun tinggal di Malaysia, Nursaka dan keluarganya merupakan WNI, untuk urusan pendidikan Nursaka pergi ke sekolah Indonesia di Wilayah Sontas, Entikong, Kalimantan Barat.