Wan mengungkapkan sebelumnya, teman-temannya bakal sangat kedinginan dan kelaparan karena mereka baru mendapat makan siang dari rekan yang turun gunung.
Karena itu, dia mulai mendiskusikan masalah itu dengan staf lainnya hingga didapatkan solusi tidak umum supaya teman-teman mereka bisa makan tepat waktu.
Wan menuturkan, transportasi di tempat mereka tidak mudah.
"Ada yang bekerja di tempat yang hanya bisa dilalui dengan melalui jalan sempit," terangnya.
Setelah meloncat dari tebing, teman-teman Wan mengambil kotak makan siang yang dibawa menggunakan tas di pinggangnya.
Dia mengaku menikmati peran itu.
Sebab, dia menikmati tantangan dan adrenalin ketika meloncat ratusan meter ke bawah daripada hanya duduk di kantornya yang berlokasi di puncak gunung.
Sementara rekan-rekannya memuji Wan karena bersedia membawa makanan panas.
"Tidak mudah. Tapi dia bisa membawanya dengan stabil dan cepat," terang salah satu staf.
(*)