"Iya pernikahannya dilakukan secara siri, tanpa sepengetahuan pemerintah desa," ujar Hartono.
Hartono juga menyebut pasangan DS tersebut awalnya mengaku sebagai seorang pria.
Kemudian, pasangan itu datang dengan setelah jas layaknya seorang pria yang hendak melangsungkan pernikahan.
"Jadi warga saya yang menikah itu berjenis kelamin perempuan, menikah dengan warga Kota Bengkulu," Jelas Hartono.
"Jenis kelaminnya perempuan, tapi mengaku sebaagai pria dalam pernikahan itu, infonya begitu," lanjut Hartono.
Dalam pernikahan itu tak banyak orang diundang.
Mereka hanya mengundang bebeberapa warga di lingkungan RT tersebut saja.
"Itu info yang kami ketahui, karena penikahan itu memang tamu pernikahan itu tidak banyak, hanya warga satu RT yang diundang," kata Hartono
"Bahkan saya selaku Kades saja tidak mendapatkan undangan," ujar Hartono.
Pihak keluarga juga mengatakan, bahwa mempelai pria tersebut merupakan seorang perempuan.
Salah satu penghulu di Kantor Urusan Agaman Ketahuh, Susanto mengatakan bahwa mempelai pria tersebut adalah wanita yang menyamar.
Alhasil, pernikahan yang sudah terlanjur itu kini dibatalkan.