WIKEN.ID - Kunyit merupakan rempah-rempah asli Indonesia, yang biasanya digunakan untuk bumbu dapur.
Tanaman kunyit ini juga kerap dijadikan obat.
Berdasarkan warnanya, kunyit dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu kunyit kuning atau merah, kunyit hitam, dan kunyit putih.
Sifat anti-inflamasi dan antioksidan kunyit yang membuat rempah-rempah menjadi penyembuh yang kuat.
Kandungan kunyit
Menurut buku Health Secret of Turmeric (Kunyit) yang ditulis oleh Pangkalan Ide (2011), kunyit mengandung kurkumin, yaitu suatu zat antibakteri yang dapat merangsang dinding kantong empedu untuk berkontraksi mengeluarkan empedu sehingga pencernaan lebih semputna. Selain itu, kunyit juga mengandung minyak atsiri yang berkhasiat mencegah keluarnya asam lambung berlebih dan mengurangi peristaltik usus yang terlalu kuat.
Rimpang kunyit juga mengandung zat lain, seperti minyak volatil, kurkumin, damar, gom, pati, lemak, protein kalsium, fosfor, besi, hingga vitamin C.
Salah satu cara mengonsumsi kunyit adalah menjadikannya minuman kunyit asam. Untuk membuatnya, kita bisa mengolahnya bersama asam jawa, gula kelapa, dan air.
Baca Juga: 3 Ramuan Murah Ini Terbukti Mampu Bersihkan Organ Vital Sukses Bikin Nafas Plong, Berani Coba?
Manfaat kunyit
Kunyit sebagai salah satu jenis tanaman obat tak hanya bermanfaat sebagai penyedap masakan, tetapi juga memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan.
Kunyit merupakan salah satu penyembuh alami yang paling kuat. Manfaat kunyit dengan kandungan pengobatannya terus ditunjukkan melalui berbagai penelitian terbaru di laboratorium.
1. Mencegah Alzheimer
Dalam buku Health Secret of Turmeric (Kunyit) disebutkan bahwa hasil penelitian Dr Tze-Pin Ng dari Universitas Nasional Singapura (NUS) pada 2003 menunjukkan bahwa orang lanjut usia yang rutin mengonsumsi bumbu kare memiliki daya ingat lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang jarang atau tidak sama sekali mengonsumsinya.
Adapun penelitian tersebut dilakukan terhadap 1.010 orang lanjut usia berusia 60-93 tahun.
Rahasianya terletak pada zat pewarna kuning yang terdapat pada rimpang kunyit yang digunakan sebagai bahan bumbu kare tersebut.
Bahkan, konsumsi rutin diyakini dapat menurunkan risiko serangan Alzheimer yang dapat menyebabkan pikun total karena kondisi fisik otak yang terus menurun.
Namun, penggunaan berlebihan pada usia lanjut dapat menimbulkan efek sakit perut dan gangguan hati atau ginjal.
Baca Juga: Terbukti Mampu Diandalkan, Rempah Khas Indonesia Ini Mampu Tingkatkan Daya Ingat, Berani Coba?
2. Merangsang cairan empedu
Zat kurkumin dapat merangsang dinding kantong empedu untuk mengeluarkan empedu sehingga pencernaan lebih baik.
Namun, konsumsi berlebih dapat menyebabkan kekosongan kantong empedu. Sementara minyak atsiri dalam kunyit diyakini dapat mencegah keluarnya asam lambung berlebih dan mengurangi gerakan peristaltik usus yang terlalu kuat.
3. Anti-peradangan
Menurut Everyday Health, kunyit banyak digunakan untuk melawan peradangan dan sebagian besar kekuatan anti-peradangan tersebut disebabkan oleh kandungan kurkuminnya.
Faktanya, menurut penelitian, dalam dosis yang tepat, kurkumin mungkin merupakan pengobatan anti-peradangan yang lebih efektif daripada obat penangkal peradangan umum, seperti Advil (ibuprofen) dan aspirin.
Karena peradangan kronis berkontribusi pada banyak penyakit kronis, kurkumin dalam kunyit dapat membantu mengobati kondisi seperti penyakit radang usus, pankreatitis, dan radang sendi.
4. Menurunkan risiko penyakit jantung
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa kurkumin dapat meningkatkan fungsi endotel atau kesehatan selaput tipis yang menutupi bagian dalam jantung dan pembuluh darah.
Membran ini memainkan peran kunci dalam mengatur tekanan darah.
Fungsi endotel yang lebih rendah dikaitkan dengan penuaan dan peningkatan risiko penyakit jantung.
Itulah mengapa, kurkumin dalam kunyit diyakini dapat membantu melindungi penurunan fungsi tubuh terkait faktor usia dan menurunkan risiko penyakit jantung.
Dalam satu studi, peneliti membandingkan efek program latihan aerobik delapan minggu dan suplemen kurkumin dalam meningkatkan fungsi endotel pada wanita pascamenopause.
5. Membantu mencegah kanker
Peradangan juga berkaitan dengan pertumbuhan tumor.
Itulah mengapa senyawa anti-peradangan seperti kurkumin diyakini dapat membantu mengobati dan mencegah berbagai jenis kanker, termasuk kanker kolorektal, pankreas, prostat, payudara, dan lambung.
Penelitian pada tikus menunjukkan bahwa kurkumin dapat membantu memperlambat penyebaran sel tumor dan bahkan mencegah pembentukan tumor. Ini dilakukan dalam beberapa cara, termasuk mengganggu pembentukan sel kanker pada berbagai tahap dalam siklus sel, mengganggu jalur pensinyalan sel, dan menyebabkan sel kanker tersebut mati.
Namun, belum ditegaskan apakah kurkumin dapat membantu mengobati kanker pada manusia dan penelitiannya masih terus berlangsung
6. Mengurangi gejala osteoarthritis
Karena sifat anti-peradangannya yang kuat, kurkumin juga dapat menjadi pilihan pengobatan jangka panjang yang aman dan efektif untuk penderita osteoarthritis (OA).
Dalam sebuah penelitian, orang dengan osteoartritis yang mengonsumsi 1.000 mg/hari Meriva mengalami peningkatan signifikan dalam kekakuan dan fungsi fisik setelah delapan bulan, sedangkan kelompok kontrol tidak menunjukkan perbaikan.
Meriva adalah perawatan eksklusif yang terdiri dari campuran kurkuminoid alami (75 persen kurkumin, 15 persen demethoxycurcumin, dan 10 persen bisdemethoxycurcumin), fosfatidilkolin (bahan kimia yang ditemukan dalam telur, kedelai, dan makanan lain), dan selulosa mikrokristalin (bubur kayu halus yang umum digunakan oleh industri farmasi dan makanan).
7. Mengatasi depresi
Seperti Alzheimer, depresi juga berkaitan dengan tingkat Brain Derived Neurotrophic Factor (BDNF) yang lebih rendah.
Karena memiliki kemampuan untuk meningkatkan kadar BDNF, kunyit juga diyakini mampu memberikan efek antidepresan yang efektif.
Faktanya, satu penelitian menemukan bahwa menyuntikkan tikus dengan 50 mg/kg, 100 mg/kg, atau 200 mg/kg kurkumin selama 10 hari menyebabkan peningkatan BDNF.
Peningkatannya bergantung pada dosis, dengan dosis 200 mg/kg yang menunjukkan efek antidepresan lebih besar.
Sementara itu, dalam sebuah penelitian pada manusia yang diterbitkan dalam Phytotherapy Research edisi April 2014, para peneliti secara acak menugaskan 60 pasien dengan gangguan depresi mayor ke salah satu dari tiga kelompok.
Satu kelompok menerima 20 mg fluoxetine setiap hari, kelompok lain menerima 1.000 mg kurkumin, dan kelompok ketiga menerima kombinasi keduanya.
Pada akhir enam minggu, ketiga kelompok melihat peningkatan yang sebanding.
Tapi, para peneliti terkemuka mengatakan bahwa kurkumin mungkin merupakan pengobatan yang aman dan efektif untuk gangguan depresi mayor.
Efek samping kunyit
Meski merupakan rempah dan relatif aman untuk dikonsumsi atau digunakan, namun ada beberapa potensi efek samping kunyit yang perlu kita waspadai.
Menurut WebMD, dalam jangka pendek, konsumsi kunyit relatif aman. Produk kunyit yang menyediakan hingga 8 gram kurkumin setiap hari tampaknya aman bila digunakan hingga 2 bulan.
Mengonsumsi hingga 3 gram kunyit setiap hari tampaknya juga aman jika digunakan hingga 3 bulan.
Kunyit biasanya tidak menimbulkan efek samping yang serius, meskipun beberapa orang dapat mengalami efek samping ringan seperti sakit perut, mual, pusing, atau diare.
Tapi, efek samping ini lebih sering terjadi pada dosis yang lebih tinggi.
Jadi, hindari mengonsumsinya secara berlebihan.
Jika ingin menggunakannya sebagai bagian dari pengobatan atau dikonsumsi dalam bentuk suplemen, lebih baik mengonsultasikannya dengan dokter untuk mencegah efek samping yang tidak diinginkan dan memastikan manfaat kunyit untuk kesehatan bisa kita dapatkan secara maksimal.
(*)