Sebagai orang tua, Ariel memposisikan dirinya layaknya guardian untuk menjaga dan mendidik anaknya.
Karena ia menyadari, semakin anak beranjak dewasa lingkungan sekolah dan bermainnya juga otomatis akan mempengaruhi anak tersebut.
Maka dari itu menurut Ariel sebagai orangtua harus siap menjadi guardian atau pelindung di setiap kondisi.
"Karena anak pasti akan buat salah, jadi mudah-mudahan di umur 1-7 itu karakternya sudah ada jadi kita tinggal kasih tahu bagaimana cara dia perbaiki kesalahannya. Akhirnya tugas kita tinggal jadi guardian-nya aja," kata Ariel.
Ariel menganggap jika tipe asuh anak yang terlalu overprotective kurang baik.
"karena kalau overprotektif itu biasanya kadang enggak dibiarkan untuk melakukan kesalahan jadi dia enggak bisa belajar dari kesalahannya. Cuman jangan sampai yang parah banget sih kesalahannya," jelas Ariel.
Ariel mengatakan jika sebagai orang tua dia tidak bisa memaksa untuk memperlakukan anak seolah menjadi temannya, tetapi cukup mengerti dunia mereka.
"Kita bisa kayak masuk ke dunia mereka untuk mencoba mengerti tapi kita jangan sampai stay di sana juga istilahnya pasti mereka butuh mereka sebagai yang disegani. Karena kalau sudah terlalu dekat takutnya batas itu hilang. Jadi yaitu engga terlalu nge-judge banget karena nanti mereka akan menarik diri dan engga terlalu berusaha menjadi temannya tapi coba untuk mengerti dunia mereka," tutur Ariel.