Mampu Menghasilkan Rp 241 Triliun per Tahun, Intip 'Raja Narkoba' dari Asia yang Jadi Buruan FBI
WIKEN.ID -Gembong narkoba merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan orang yang mengendalikan jaringan yang cukup besar dari orang yang terlibat dalam perdagangan obat ilegal.
Sosok seperti ini seringkali sulit untuk dibawa ke pengadilan, karena mereka mungkin tidak pernah secara langsung tertangkap memiliki sesuatu yang ilegal, tetapi terisolasi dari perdagangan obat yang sebenarnya oleh beberapa lapisan bawahannya yang merupakan bandar narkoba.
Nama-nama seperti El Chapo, Pablo Escobar, dll merupakan gembong narkoba kelas kakap yang berasal dari Amerika Latin.
Meski demikian, di Asia ternyata ada juga raja narkoba yang tak kalah tersohor dari El Chapo sekalipun.
Dia adalah Tse Chi Lop, seorang pria asal China yang kini keberadaanya sedang diburu oleh FBI internasional.
Dia disebut memimpin jaringan narkoba yang sangat besar yang mengakumulasi hingga 17 miliar dollar AS atau sekitar Rp241 triliun dalam setahun.
Menurut Daily Mirror pada Rabu (16/10/19) sindikat yang dipimpin Tse Chi Lop, menyediakan berton-ton metafitamin, heroin, dan ketamin setidaknya selusin.
Dia mengedarkannya di kawasan Asia Pasifik dari Jepang hingga Selandia Baru.
Metafitamin atau Meth adalah obat kuat yang menciptakan ketergantungan psikologis dan fisik yang sangat kuat.
Sebagai pemimpin, Tse dilindungi oleh penjaga kickboxer Thailand, dan keliling dunia dengan jet pribadi.
Kerajaan narkotika milik Tse diduga lahir dari aliansi lima kelompok Triad Asia yang disebut Sam Gor.
Menurut keterangan Reuters, kartel ini menyembunyikan obat-obatannya dalam paket teh.
Pangsa pasarnya mencapai 70 persen dari pasar grosir regional shabu yang berkembang empat kali lipat dalam lima tahun.
Penegak hukum Taiwan menyebut Tse sebagai Ceo Multinasional dari sindikat rahasia Sam Gor itu, namun polisi belum mampu secara terbuka mengidentifikasinya sebagai bos.
Jeremy Douglas, perwakilan Asia Tenggara dan Pasifik untuk UNODC mengatakan, "Tse Chi Lop berada setingkat dengan El Chapo atau Pablo Escobar sekali pun."
Sam Gor memasok pasar obat yang lebih besar dan tersebar serta bekerja sama dengan kelompok kejahatan lokal yang lebih beragam daripada yang dilakukan kartel Latin.
Termasuk Yakuza Jepang, geng motor biker Australia dan geng etnis Cina di seluruh Asia Tenggara, lapor Reuters.
"Kelompok-kelompok kejahatan di Asia Tenggara dan Timur Jauh beroperasi dengan efisiensi tanpa batas," kata seorang pejabat veteran anti-narkoba Barat.
"Mereka berfungsi seperti perusahaan global," tambahnya.
Tse Chi Lop dari Provinsi Guangdong, di Cina selatan, dan tumbuh selama Revolusi Kebudayaan Cina.
Pada tahun 1998, dia dibawa ke pengadilan atas dakwaan perdagangan narkoba di Pengadilan Distrik Timur New York.
Dia dinyatakan bersalah atas konspirasi untuk mengimpor heroin di AS, menurut catatan pengadilan menunjukkan.
Dia menghadapi hukuman seumur hidup tetapi setelah memberi tahu hakim tentang orangtuanya yang sakit dan putranya yang sakit, dia dijatuhi hukuman sembilan tahun penjara.
Tse dibebaskan pada 2006, dengan cepat kembali ke perdagangan narkoba, tetapi skala sebenarnya dari sindikatnya baru terlihat pada 2016, ketika seorang pemuda Taiwan memasuki bandara Yangon dengan sekantong bubuk putih diikatkan ke masing-masing pahanya, kata Reuters.
Baca Juga: Dihadapan Anak Krisdayanti, Ashanty Kuliti Habis Borok Anang Hermansyah Bak Penuh Kepalsuan
Artikel ini pernah tayang di Intisari Online dengan judulPenghasilannya Rp241 Triliun Per-Tahun, Inilah 'Raja Narkoba' dari Asia yang Menjadi Buruan FBI