Saat anak-anak seumurannya lebih tertarik bermain, ia justru lebih senang bermain sambil mendengar cerita bisnis ayahnya.
"Saya senang mendengarkan ayah bercerita tentang bisnisnya. Memang agak aneh ya, di masa anak-anak masih asyik dengan mainan. (Tapi) bukan berarti (saya) tidak suka mainan.
Tapi mendengarkan ayah dan mainan itu sama asyiknya. Saya memang senang mendengarkan cerita, apapun ceritanya termasuk bisnis kalau memang bagus ya saya suka," kata Irwan Mussry.
Sampai akhirnya Irwan Mussry tak sadar kebiasaannya melihat dan mendengar cerita ayahnya seputar bisnis justru menumbuhkan kepekaannya menjadi pengusaha.
"Berdagang adalah cita-cita saya sejak kecil," ujarnya.Karena itu, Irwan Mussry sudah mulai berpikir caranya mendapatkan dan memutarkan uang sejak duduk di bangku SMP.
'I like to make money' itu kata Irwan Mussry yang selalu berpikir gimana mendapatkan uang lalu memutarkannya.
Cerita-cerita bisnis dari ayahnya itu tak hanya menjadi bekal Irwan Mussry dalam berproses sebagai pengusaha sukses dan kaya raya.
Tetapi, kebersamaanya dengan sang ayah bercerita seputar bisnis juga salah satu kenangan Irwan Mussry bersama sang ayah.
Ayah Irwan Mussry meninggal dunia ketika usianya masih 8 tahun dan kenangannya bersama sang ayah yang membuatnya tumbuh menjadi laki-laki kuat serta bertanggung jawab.