Soerjanto mengatakan pesawat diperkirakan jatuh dalam keadaan utuh dan tidak meledak di udara.
"Iya (pesawat hancur karena benturan di air), bukan karena ledakan di udara," kata Soerjanto yang dikutip dari kompas.com, Senin (11/1/2021).
Soerjanto mengungkapkan, serpihan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 ditemukan dalam keadaan normal.
Artinya, tidak ada indikasi kehancuran akibat ledakan di udara.
"Serpihan-serpihan yang ditemukan itu masih tidak ada indikasi-indikasi sesuatu yang tidak normal, semuanya masih normal saja. Tidak ada hal yang mencurigakan, tidak ada kerusakan, ya memang hancur, tapi hancurnya natural karena benturan ke air," ujar Soerjanto.
Meski begitu, pihak KNKT baru bisa menyimpulkan penyebab jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 setelah menemukan black box (kotak hitam).
Pasalnya, kotak hitam merupakan salah satu alat yang paling penting di dalam badan pesawat.
Black Box biasa dicari oleh tim pencari jika dilaporkan ada pesawat yang hilang kontak.
Meskipun dinamakan kotak hitam, benda tersebut justru memiliki warna orange.