"Dari kecil punya pengalaman yang sangat perih," kenang Rusmiati.
Ia kemudian menceritakan bahwa semasa duduk di bangku sekolah dasar (SD), Dimas Ramadhan pernah ditampar oleh wali murid karena kesalahpahaman.
"Ceritanya ada anak baru, diledekin sama teman-temannya yang lain. Pas ada orang tuanya, anaknya itu nangis.
"Pas yang lain bubar, si Dimas masih ada di situ. Langsung dia kena tamparan dari orang tuanya," kenang Rusmiati.
"Karena dikiranya dia (Dimas) yang bikin nangis anaknya," tambah Rusmiati sambi berkaca-kaca seolah air matanya sudah siap tumpah.
Tak cukup sampai di situ, pengalaman pahit Dimas Ramadhan pun berlanjut hingga ia duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP).
Rusmiati mengatakan, Dimas Ramadhan sempat di-bully saat bersekolah di sebuah SMP di Ciamis.
Karena tak tahan melihat anaknya dirundung, Rusmiati akhirnya memindahkan sekolah Dimas Ramadhan ke Bekasi.
"Pas SMP, pernah di sini (Ciamis) setahun. Makanya ibu bawa pindah ke Bekasi karena banyak yang nge-bully," terang Rusmiati.