Beberapa faktor yang menyebabkan peningkatan risiko penyakit demensia pada kaum millenials antara lain dikarenakan rasa stres, kurang olahraga dan diet.
Dilansir dari Grid.id, hal tersebutdapat mempengaruhi kesehatan otak seseorang, khususnya kaum millenials.
Seorang terapis gizi, Dr. Clare, menyampaikan beberapa kiat yang perlu dilakukan untuk mencegah demensia pada kaum millenials.
Organisasi kesehatan dunia (WHO) menjelaskan lebih dari sepertiga orang dewasa di Inggris gagal meluangkan waktu untuk berolahraga.
Kurang berolahraga bisa meningkatkan risiko demensia.
Berita buruknya,ternyata hampir 75 persen pasien yang meninggal karena Covid-19 adalah dengan penyakit penyerta demensia.
Dilansir darikompas.com,kematian akibat Covid-19 sekitar 75 persen banyak dialami orang dengan demensia ( ODD) sebagai penyakit penyerta (underlying condition).
Presentasi ini didapatkan berdasarkan penelitian kolaboratif yang dilakukan antara London School of Economics dan University College of London.
Direktur Regional Alheimer Asia Pasifik sekaligus Penggagas ALZI DY Suharya mengatakan bahwa usia merupakan faktor terbesar terkait dengan demensia.
"Golongan lansia memiliki risiko paling tinggi terhadap paparan Covid-19, dengan 86 persen kematian terjadi pada golongan usia 65 tahun ke atas," kata DY dalam diskusi daring bertajuk Mari Berbicara Seputar Demensia, Jumat (4/9/2020).
Lebih lanjut, DY mengungkapkan bahwa kondisi pandemi Covid-19 yang berlangsung saat ini juga membuat banyak orang rentan akan kesepian, kecemasan, dan depresi, tidak terkecuali ODD dan caregivers.