WIKEN.ID -Kasus narkoba yang melibatkan pengusaha kaya Medina Zein masih menjadi sorotan.
Medina terbukti positif mengonsumsi obat-obatan terlarang setelah menjalani tes urine karena kasus sang kakak ipar, Ibra Azhari.
Setelah beberapa hari lalu ditangkap dan diamankan oleh polisi, Medina akhirnya buka suara.
Namun, siapa sangka di balik kebahagiannya sebagai seorang istri dan wanita karier, ia pun pernah mengalami depresi.
Diwartakan melalui laman Kompas.com, Medina mengaku bahwa ia mengidap bipolar sejak 2016.
Oleh karena itu, Medina mengonsumsi obat untuk mengatasi bipolar yang dialaminya.
Namun, belakangan obat tersebut diduga adalah amfetamin yang masuk dalam jajaran obat terlarang.
Terkait pengakuan Medina perihal bipolar, sang ibu, Hj. Tien Wartini buka suara.
Tien mengungkapkan, anaknya juga mengalami gangguan postpartum blues karena belum lama melahirkan anak kedua pada September 2019.
"Kenapa Bu Tien mencurigai ada postpartum blues karena dia takut gendong bayi. (saat diminta gendong anaknya) dia bilang, 'enggak bu takut bu, kayaknya enggak bisa deh pegang bayi'," kata Tien dalam konferensi pers di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Minggu (5/1/2020).
Melihat perilaku aneh sang anak, Tien mengaku juga bingung.
Pasalnya, Medina sebelumnya sudah punya anak dari pernikahan pertamanya.
"Iya makanya kaget. Dia pernah punya anak juga kan dari suaminya yang pertama. Makanya, ini bukan anak pertama kenapa mesti takut. Ya, ada perasaan ke sana cuma keburu Medina sibuk," katanya.
"Bu Tien mau ajak konsultasi awalnya, keburu sibuk dia," ujar Tien menegaskan.
Kemudian Tien menduga, penyebab Medina Zein mengalami depresi tersebut karena aktivitas yang sibuk.
"Kan postpartum blues itu ciri-cirinya ketidakberdayaan untuk membesarkan bayi atau anak. Jadi, merasa tidak mampu. Kan sibuk. Psikis, jadi akhirnya drop kan belum siap," ujarnya.
Sarah Azhari pun sempat mengungkapkan Medina mengalami postpartum depression.
"Medina sakit kena bipolar dan kena postpartum depression (depresi pasca melahirkan) sehingga pikiran dia kacau. Saya bukan psikiater dan ahli psikologi, tapi saya mengerti apa yang dia alami," ujar Sarah dikutip dari Tribunnews.com.
Memang, kehadiran buah hati akan menjadi pelengkap kebahagiaan.
Pasalnya keberadaan anak bisa menjadi penguat hubungan sekaligus penambah keharmonisan.
Namun, tahukan kamu bahwa orang tua, terutama para istri, bisa merasakan bahagia sekaligus bingung dan cemas ketika menjadi ibu baru?
Perubahan perasaan dan suasana hati tersebut bisa jadi tanda awal depresi pasca persalinan (postpartum depression atau PPD).
Depresi postpartum (PPD) adalah campuran kompleks dari perubahan fisik, emosi, dan perilaku yang terjadi pada seorang ibu setelah melahirkan.
Untuk mendiagnosis gangguan mental ini adalah bentuk depresi berat, cirinya mulai muncul dalam waktu empat minggu setelah melahirkan.
DilansirGrid.IDdari laman Nakita, depresi postpartum terkait dengan perubahan kimia, sosial, dan psikologis yang berkaitan dengan memiliki bayi.
Istilah ini menggambarkan serangkaian perubahan fisik dan emosional yang dialami oleh ibu baru.
Namun kamu tak perlu khawatir, depresi pasca melahirkan dapat diobati dengan pengobatan dan konseling.
Perubahan kimia melibatkan penurunan hormon yang cepat setelah melahirkan.
Tetapi yang diketahui adalah bahwa kadar estrogen dan progesteron, hormon reproduksi wanita, meningkat sepuluh kali lipat selama kehamilan.
Kemudian, mereka turun tajam setelah melahirkan.
Tiga hari setelah seorang melahirkan, kadar hormon ini turun kembali ke tingkat sebelum hamil.
Gejala Depresi Postpartum
Gejala depresi ini mirip dengan apa yang terjadi secara normal setelah melahirkan.
Ibu akan mengalami sulit tidur, perubahan nafsu makan, kelelahan berlebihan, penurunan libido, dan perubahan suasana hati yang lebih sering.
Namun, ini juga disertai dengan gejala depresi berat lainnya, yang tidak normal setelah melahirkan, dan mungkin termasuk suasana hati yang tidak terkendali.
Kehilangan kesenangan, perasaan tidak berharga, putus asa, dan tidak berdaya, pikiran tentang kematian atau bunuh diri, serta menyakiti orang lain.
Faktor Penyebab Depresi Postpartum
Sejumlah faktor dapat meningkatkan risiko depresi pascapersalinan, yaitu:
· Riwayat depresi sebelum hamil, atau selama kehamilan·Usia saat hamil, semakin muda usia, semakin tinggi risikonya·Ambivalensi tentang kehamilan·Memiliki riwayat depresi atau gangguan dysphoric pramenstruasi (PMDD)·Dukungan sosial yang terbatas·Hidup sendiri· Konflik perkawinan
(*)
Artikel ini pernah tayang di Grid.ID dengan judul Mengenal Depresi Postpartum yang Sempat Dialami Selebgram Medina Zein Sampai Takut Gendong Bayi Sendiri, Ternyata Kondisi Ini Bisa Sangat Fatal, di Antaranya Keinginan Bunuh Diri!