Negara tersebut pernah mencatatkan kasus harian tertinggi yaitu sebanyak 14.108 kasus pada 12 Februari.
Kemudian tertinggi kedua adalah 5.090 pada 13 Februari. Namun berikutnya, kasus infeksi harian di China berangsur-angsur menurun.
Memasuki bulan Maret, kasus-kasus infeksi harian di China mulai menurun drastis.
Sementara sebaliknya, Indonesia baru memulai masa pandemi corona sejak awal Maret.
Meski demikian, Bayu belum bisa mengatakan bahwa Indonesia saat ini sedang berada pada puncak pandemi Covid-19.
"Belum bisa bilang puncak selama kita ndak bisa tahu kurva epidemi yang sebenarnya dan sebaiknya dipisah per daerah," jelas dia.
Menurut Bayu, puncak pandemi bisa dilihat ketika telah terjadi penurunan tren yang bermakna usai mencapai mencapai titik tertinggi.
Namun, dia mengingatkan bahwa Covid-19 merupakan tipikal penyakit yang bisa mengalami puncak pandemi lebih dari satu atau sering disebut second wave atau gelombang kedua.
Sementara itu, ujung gelombang pertama kasus Covid-19 di Indonesia sampai saat ini belum terlihat.
"Di Indonesia kita belum melihat ujung wave (gelombang) pertama, bahkan sebagian besar daerah belum. Karena surveilans monitoring yang tidak bagus membuat kurvanya jadi tidak presisi," kata Bayu.
Bayu berharap kasus infeksi Covid-19 di Indonesia tidak terus semakin menanjak dan bisa segera menurun grafiknya.