Follow Us

Satu Kampung Dibuat Gempar Gegara Jenazah Gadis Usia 12 yang Disebut Hidup Lagi Usai Berkedip saat Dimandikan, Setelah Menjalani Pemmeriksaan Ditemukan Ini

Dewa - Jumat, 21 Agustus 2020 | 09:30
Ilustrasi jenazah
kompas

Ilustrasi jenazah

Menurut Putra, berdasarkan ilmu tanatologi (ilmu yang mempelajari tentang kematian), ada dua penggolongan tanda-tanda kematian yakni primer dan sekunder.

Ia menjelaskan, tanda-tanda kematian primer yakni berhentinya naPas, sistem sirkulasi jantung, dan sistem saraf.

Sedangkan, tanda-tanda kematian sekunder yakni muncul lebam pada mayat, ada perubahan suhu menjadi lebih rendah, dan mulai proses pembusukan.

Baca Juga: Netizen Seantero Indonesia Heboh Usai Video Payudara Adhisty Zara Diremas Sang Kekasih Viral, Mbah Mijan Berseloroh: Kalian Bisa Mempersatukan Rakyat!

Selain itu, ada kondisi di mana mayat mengalami tanda-tanda kematian primer dan berhenti secara permanen, yang dinamakan mati somatis.

Menilik kasus yang terjadi pada jenazah SMW, Putra mengatakan bahwa hal ini serupa dengan kondisi mati seluler.

"Mati seluler adalah kondisi jenazah sudah mati somatis, tapi sel-selnya masih berfungsi. Jadi, ini bisa menjadi dasar kenapa sudah dikataKAn mati somatis, tapi masih bisa ada otot-otot yang bergerak karena sel-selnya masih ada yang hidup," ujar Putra.

"Ini sering disebut sebagai reaksi supravital. kejadian ini bisa sampai 2 jam dari mati somatis," lanjut dia.

Baca Juga: Tepis Kabar Bahwa Dirinya Penyuka Sesama Jenis, Ivan Gunawan Beri Komentar Menohok: Gue Anak Cowok, Geli Sama Mereka!

Di sisi lain, Putra mengatakan bahwa saat ini tanda-tanda seseorang telah meninggal telah dapat diketahui berdasarkan alat-alat yang ada di rumah sakit.

"Seiring kemajuan teknologi, kalau di rumah sakit ini dengan adanya alat rekam jantung, jadi secara kematian klinis kelihatan nanti tanda kematian primernya berhenti," ujar Putra.

Ia menambahkan, sejumlah alat rumah sakit yang dapat memberi tahu tanda kematian seseorang yakni elektrokardiogram (EKG) dan elektroensefalogram (EEG).

Source : KOMPAS.com

Editor : Wiken

Baca Lainnya

Latest