"Tren besar lainnya yang saya lihat pada bangunan bawah tanah adalah detail menarik yang sedang dipasang oleh arsitek lansekap. Mereka menciptakan 'tembok hidup' yang cantik di dinding beton di bawah tanah yang lebih menggiurkan daripada area di atas tanah," ujar Maze.Di Los Angeles, ruang-ruang ini sering menjadi jalan bagi pengembang untuk mendapatkan "pita merah" yang membatasi ukuran konstruksi rumah keluarga tunggal baru, yang dikenal sebagai undang-undang anti-mansionisasi, kata Maize.
Salah satunya adalah Hacienda de la Paz, sebuah rumah seluas 51.000 kaki persegi di daerah Los Angeles.
Melansir Los Angeles Times, rumah yang lebih banyak dibangun pada area bawah tanah ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan zonasi tersebut.
Hanya satu lantai yang berada di atas tanah, sementera kemewahan akan terlihat pada area bawah tanah.
Mulai dari ruang spa seluas 3.000 meter, lapangan tenis seluas 4.500 meter, ruang dansa, ruang yoga, dan gudang anggur.
Rumah tersebut pun pernah dilelang pada 2018, dengan nilai jual mencapai Ro 326 miliar.
Ruang bawah tanah mewah lainnya juga ada di San Fransisco. Sebuah rumah kompleks ultra-modern yang berharga Rp 650 miliar.
Melansir New York Times, tren ruang bawah tanah mewah ini tak hanya terjadi di daerah pesisir Barat.
Jeffrey Collé, seorang pembangun rumah adat di komunitas Hamptons di New York, mengatakan kepada New York Times tentang sebuah rumah yang dibangunnya dengan ruang bawah tanah seluas 1500 meter.