WIKEN.ID-Penyanyi dangdut Irma Dharmawangsa pernah buka suara terkait fenomena panjat sosial di kalangan artis.
Ia bahkan mengungkapkan tarif yang dikenakan dan tak main-main.
Pansos di kalangan artis ini memang kerap terjadi terutama untuk menambah popularitas.
Biasanya, artis pendatang baru yang menginginkan popularitas yang instan.
Irma menuturkan bahwa artis pendatang baru ini akan melakukan tandem dengan artis yang sudah memiliki nama besar.
“Dia akan tandem ke artis nama besar,” ungkap Irma.
Lanjut Irma, tandem ini tergantung dari kesepakakan, bisa berupa gosip pacaran, percekcokan, hingga kawin kontrak.
“Jadi komitmennya kamu seperti apa, harus ada kesepakatan kedua belah pihak,” lanjutnya.
Berdasarkan penjelasan yang diberikan Irma, biaya pansos di kalangan artis bisa mulai dari ratusan juta hingga miliaran rupiah.
Kisaran harga pansos juga bisa ditentukan oleh masing-masing manajemen artis yang bersangkutan.
Baca Juga: Mobilnya Tiba-tiba Dibakar oleh Orang Tak Dikenal, Via Vallen Bocorkan Nasib Si Pelaku Kini
“Ada dari Rp 100 juta, Rp 200 atau Rp 300 juta ada, Rp 1 M juga ada,” kata Irma.
Dirinya juga membeberkan besaran biaya ini juga menyangkut berapa lama pansos dilakukan oleh kedua belak pihak artis.
“Kan ada ya udah Rp 300 buat (juta) tiga bulan, tiga bulan off sudah cut,” tandas Irma
"Kalau misalkan ada pansos pasti ada nama, ada yang mau bayar dan dibayar," lanjutnya.
Irma menambahkan, ketika seorang artis mendapat tawaran atau meminta pansos banyak hal yang harus ia pikirkan.
Menurutnya ada resiko yang dapat ditimbulkan dari pansos itu sendiri.
Satu contohnya bisa menghancurkan karir yang sudah susah payah dibangun selama ini.
"Kita harus berfikir 1000 langkah ke depan," ujar Irma.
Ira juga menilai jika pansos merupakan strategi marketing seorang artis untuk memperoleh popularitas.
Namun, dengan pansos tidak cukup untuk menjaga eksistensi artis di panggung hiburan.
Menurut Irma, kualitas seorang artis menjadi modal utama supaya ia bisa bertahan.
"Pansos cuma sementara mengangkat nama doang, kembali ke kuallitas," tutupnya.
Pandangan Penggiat Sosmed
Penggiat media sosial, Damar Juniarto melihat fenomena tersebut sebagai marketing gimmick.
Menurutnya, fenomena pansos sudah terjadi di dunia hiburan sejak dahulu.
"Di zaman TV sudah terjadi," ujarnya.
"Udah gak perlu 15 menit kelamaan, cukup 15 detik," kata Damar.
Ia menganggap jika marketing gimmick diperlukan dalam menjajaki karie di dunia hiburan.Fenomena ini juga seolah didukung dengan pasar yang ada di masyarakat Indonesia.
Damar menyebut rata-rata orang Indonesia bermain medsos selama 3 jam 15 menit dalam sehari.
Angka ini bisa bertambah terlebih untuk generasi millennial
"Pasaranya masyarakat luar biasa," tandasnya.
Damar menambahkan marketing gimmick melalui pansos memiliki tujuan tertentu.
"Kalau viral, job dateng, ketenaran datang." tambahnya. (*)