WIKEN.ID -Siapa yang tak kenal dengan artis cantik yang satu ini.
Wanita berdaeah Polandia ini sudah sejak kecil mendalami seni peran.
Tak sulit rasanya bagi Tamara Blesynski memasuki dunia opera sabut.
Debutnya sebagai pemain sinetron ini dimulai melalui perannya dalam Anakku Terlahir Kembali pada tahun 1996.
Rupanya semua berhasil berkat perannya sebagai antagonis.
Terlepas dari karirnya, kehidupan pribadinya pun sempat jadi sorotan.
Pada tahun 1997 Tamara Blesynski mantap menikah dengan Teuku Rafly Pasya yang dilangsungkan di Masjidil Haram.
Pernikahannya pun melahirkan seorng putra tampan bernama Rassya Islamaya Passya.
Lama namanya tak muncul di layar kaca, siapa sangka Tamara Blesynski menjaja profesi baru, loh.
Wah, seperti apa sih wikeners?
Mengutip Grid.ID dari tayangan Selebrita Siang yang diunggah pada kanal YouTube TRANS7 OFFICIAL, warung itu terletak jadi satu dengan kediamannya di Bali.
Lalu, apa ya alasan Tamara membuka warung 'Teh Manis'?
"Iya karena saya hobi masak dan kebetulan memang pernah belajar di Jakarta Culinary Center juga. Pernah jadi sous-chef di sebuah restoran juga. Terus memang bisnis papa saya juga restoran jadi yah buka deh restoran," ungkap Tamara.
Bermodal keberanian dan kemandirian, ibu dari dua anak itu berani berjuang sendiri membuka restoran di Bali.
"Saya usahanya sendiri, memang benar-benar dari nol. Terus masak sendiri juga, terus ke pasar juga, jadi apa-apa sendiri. Ini rumah disulap sedikit jadi tempat usaha,"lanjutnya.
Alasan lainnya yang membuat ia membuka warung 'Teh Manis' adalah mencari kesibukan sembari menyalurkan hobinya.
"Anak saya kan sekolahnya di Bali. Jadi pas anak saya sekolah sekolah, nah enak nih. Kebetulan saya memang doyan makan dan suka masak jadi buka warung ya, sudah," imbuhnya.
Tamara juga mengungkapkan konsep dari warung 'Teh Manis' ini.
"Nah kebetulan ini rumah konsepnya outdoor jadi nggak lama gitu sudah selesai. Nah ini juga dapur saya gitu. Jadi tinggal diganti aja kacanya, kalau dihitung sebulananlah sudah jadi," kata Tamara.
"Memang konsepnya masakan rumahan, jadi bener-bener masakan yang setiap hari dimasak di rumah itu ada di sini," sambungnya.
"Jadi di sini juga banyak perantau. Mereka kangen dengan masakan rumahan ibunya mungkin atau kelaurganya atau mereka pas pulang ke tempat tingalnya di Indonesia. 'Duh kangen ya sama masakan rumah ibu, rumah waktu ibu memasak' nah di sinilah ia datang gitu," penjelasan panjang Tamara.
Tak hanya wisatawan lokal, pengujung warungnya juga dari turis mancanegara yang datang berwisata di Bali.
Banyak wisatawan yang tertarik dengan masakannya, terutama bagi vegetarian.
Tamara mengaku tak menambahkan MSG pada masakannya, sehingga masakan di warungnya benar-benar sehat.
"Kebetulan ada turis-turis yang baru pertama datang, nyobain menu-menu masakan di sini. Terus mereka bilang 'ini apa, ini apa', apalagi kalau masakannya jengkol. Mereka bilang 'apaan nih boleh nyoba dulu nggak' gitu. Em, okay," ujarnya.
"Karena kebetulan di sini kebanyakan orang vegetarian, kita di sini juga nggak pakai MSG jadi benar-bener sehat," tandasnya.(*)