Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Tega Bunuh 612 Perawan dan Gunakan Darahnya untuk Mandi Tanpa Bersalah, Bangsawan Ini Dinobatkan Sebagai Wanita Pembunuh dengan Korban Terbanyak!

Amel - Sabtu, 09 Mei 2020 | 18:00
Tega Bunuh 612 Perawan dan Gunakan Darahnya untuk Mandi Tanpa Bersalah, Bangsawan Ini Dinobatkan Sebagai Wanita Pembunuh dengan Korban Terbanyak!
Wikimedia Commons

Tega Bunuh 612 Perawan dan Gunakan Darahnya untuk Mandi Tanpa Bersalah, Bangsawan Ini Dinobatkan Sebagai Wanita Pembunuh dengan Korban Terbanyak!

WIKEN.ID -Tak banyak yang tahu, sosokElizabeth rupanya menjadi salah satu wanita terkejam sepanjang sejarah.

Dirinya pun masuk dalamGuinness Book of Records sebagai wanita pembunuh dengan korban terbanyak, loh.

Siapa sangka, hanya dalam waktu 25 tahun dirinya sudah menyiksa dan membunuh 612 gadis muda.

Elizabeth Báthory de Ecsed (1560-1614 M) adalah seorang bangsawan dari Kerajaan Hungaria.

Baca Juga: Miliki Rumah Super Mewah Hingga Gaji Sang Suami Kalahkan Presiden, Penyanyi Dangdut Ini Ungkap Alasannya Tetap Kerja: Berharap dari Papa Kita Gak Cukup!

Ia dilahirkan dalam sebuah keluarga tertua dan terkaya di Transylvania.

Elizabeth juga merupakan sepupu dari Stefan Báthory, Raja Polandia.

Tahun 1575, pada usia 15 tahun, Elizabeth menikah dengan Ferenc Nádasdy, putra bangsawan Eropa.

Sebuah rumah di Kastil Csejte menjadi hadiah pernikahan untuk Elizabeth dari Nádasdy.

Tiga tahun setelah pernikahan mereka, Nádasdy diangkat menjadi kepala komandan pasukan Hongaria, dan memimpin perang melawan Ottoman.

Sepuluh tahun pernikahan mereka, Elizabeth tidak memilik anak karena ia dan Nádasdy hanya memiliki sedikit waktu untuk bersama.

Baca Juga: Pernikahan Sirinya dengan Sirajudin Mahmud Belum Genap Sebulan, Zaskia Gotik Terang-terangan Ungkapkan Kerinduannya pada Sosok Lain: Miss U!

Terlebih ketika Nádasdy tengah giat mengejar kariernya.

Sekitar tahun 1585, Elizabeth melahirkan seorang anak perempuan yang ia beri nama Anna.

Sembilan tahun berikutnya Elizabeth melahirkan dua anak perempuan, Ursula dan Katherina.

Pada tahun 1598, ia melahirkan putra pertamanya yang diberi nama Paul.

Baca Juga: Selalu Bikin Onar, ISIS Justru Minta Tuhan Agar Sisksaan Virus Corona Terus Ditambah

Pada tahun 1600, Nádasdy meninggal di usia 51 tahun, tetapi tidak diketahui penyebab kematian apakah karena penyakit atau luka akibat peperangan.

Setelah kematian Nádasdy, mulai muncul desas-desus di mana Elizabeth melakukan pembunuhan berantai.

Dalam usianya yang mulai memasuki 40 tahun, Elizabeth takut kehilangan kecantikannya karena penuaan.

Hingga suatu hari, seorang pelayan yang sedang menyisir rambut Elizabeth tidak sengaja menarik rambutnya.

Elizabeth Bathory
Wikimedia Commons

Elizabeth Bathory

Baca Juga: Pria Ini Nekat Lakukan Ritual Penggal Kepala Saudaranya Sendiri, Dipercaya Bisa Meningkatkan Hasil Panen!

Elizabeth menampar pelayan itu dengan keras hingga berdarah. Melihat darah pelayan tersebut mengenai tangannya, ia segera berpikir bahwa darah tersebut akan memberinya kesegaran dan awet muda.

Kekejaman pun dimulai.

Awalnya Elizabeth membunuh pelayan-pelayan di kastilnya, kemudian putri-putri petani setempat.

Bahkan beberapa gadis dikirim ke kastelnya dengan dalih untuk belajar etika dan sopan santun.

Baca Juga: Berkali-kali Pernikahannya Gagal hingga Diusir Suaminya Sendiri, Christy Jusung Kini Jadi Janda Kaya Raya, Dapurnya Semewah Ini!

Elizabeth juga membuat lowongan kerja fiktif bagi gadis-gadis desa agar mau datang ke kastelnya.

Setelah berhasil memancing korbannya, Elizabeth akan menyiksa mereka sampai mati.

Cara yang dilakukannya pun sangat kejam.

Elizabeth akan menggigit, memukul, membakar, memutilasi, hingga membiarkan korban kelaparan sampai mati.

Elizabeth kemudian memerintahkan budaknya untuk mengumpulkan darah mereka dalam sebuah ember dan dituang ke dalam kolam permandiannya.

Elizabeth hanya akan memilih darah wanita muda yang masih perawan.

Ia berkeyakinan bahwa dengan mandi darah seorang gadis perawan, maka penuaan tidak akan terjadi pada dirinya.

Baca Juga: Jadi CEO Berbagai Bisnis, Anak Presiden Jokowi Ditantang Tukar Nasib dengan Pengangguran, Kaesang Balas dengan Jawaban Menohok: Kasih Nama Lengkap Kamu!

Agar tidak terlihat mencurigakan, Elizabeth akan memakamkan para korban dengan prosesi pemakaman dengan pendekatan agama.

Namun, hal ini tidak bertahan lama karena jumlah korban semakin banyak.

Pendeta menolak untuk melakukan tugasnya karena gadis-gadis yang meninggal ini tidak diketahui penyebab kematiannya.

Elizabeth mengancamnya agar ia tidak menyebarkan berita tentang kebiasaannya.

Mulai kehabisan alasan, Elizabeth tidak lagi mengubur jasad para korban, melainkan membuangnya secara asal ke beberapa lokasi seperti, sebuah ladang, sungai yang mengalir di belakang kastel, kebun sayur, dan lainnya.

Baca Juga: Sudah Potong Lebih dari 100 Kepala Manusia, Algojo ISIS Bocorkan Penghasilannya untuk Setiap Kepala yang Dipenggalnya

Salah satu korban sempat melarikan diri dan menceritakannya kepada pihak berwenang tentang apa yang terjadi di kastel tersebut.

Raja Mátyás dari Hongaria pun memerintahkan sepupu Elizabeth sendiri, György Thurzo, Gubernur Provinsi untuk menyelidiki laporan tersebut.

Pada 30 Desember 1610, mereka mendatangi kastil dan melihat pemandangan yang mengerikan.

Di ruang utama, mereka menemukan seorang gadis yang telah mati dalam kondisi kehabisan darah.

Sedangkan yang masih hidup, pada tubuhnya terdapat lubang tusukan benda tajam.

Di ruang bawah tanah, mereka juga menemukan beberapa gadis yang masih hidup, dan beberapa di antaranya telah ditikam beberapa kali.

Sedangkan di bawah kastil, mereka menemukan sekitar 50 gadis yang telah meninggal.

Baca Juga: Beradegan Mesra di Ranjang Bersama Reino Barack Hingga Rela Membohongi Sang Suami Demi Hal Ini, Aisyahrani Sampai Marah: Tidur Beneran!

Elizabeth mengatakan bahwa dirinya tidak bersalah dan menolak untuk muncul dalam persidangan.

Dalam sidang tersebut, Johannes Ujvary, major-domo, bersaksi bahwa sekitar 37 gadis yang belum menikah telah terbunuh, sedangkan enam di antaranya secara pribadi direkrut untuk bekerja di kastel.

Pengadilan mengungkapkan bahwa sebagian besar gadis disiksa selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan.

Baca Juga: Pamer Foto Tidur Berdua, Posisi Zaskia Gotik dan Sirajuddin Mahmud Ini Bikin Netizen Geleng Kepala: Mau Tidur Aja..

Mereka dipotong dengan gunting, ditusuk dengan sebuah pin, bahkan digantung di langit-langit untuk membuat sebuah "pancuran darah".

Salah satu budak Elizabeth bersaksi bahwa sekitar 40 gadis telah disiksa dan dibunuh.

Namun faktanya, Elizabeth membunuh 612 wanita—berdasarkan catatan dalam buku hariannya.

Catatan lengkap mengenai persidangan ini berada di Hungaria.

Orang-orang yang terlibat dalam pembunuhan ini, kecuali Elizabeth, dipenggal dan dikremasi.

Baca Juga: Baru Seminggu Nikah Siri dengan Pengusaha Kaya Raya, Sirajuddin Mahmud Syok dan Tak Menyangka Lihat Kebiasaan Zaskia Gotik

Karena menyandang status bangsawan, Elizabeth tidak diizinkan oleh hukum untuk dieksekusi.

Pengadilan tidak pernah menghukum Elizabeth atas kejahatan apa pun, namun ia ditahan selamanya di dalam kastelnya.

Elizabeth dibiarkan di dalam sebuah kamar tanpa jendela dan hanya terdapat celah kecil sebagai tempat untuk memberi makanan.

Pada tahun 1614, Elizabeth meninggal dalam usia 54 tahun di dalam kaselnya sendiri.

Artikel ini pernah tayang di Nationalgeographic.co.id dengan judul Haus Akan Darah Perawan, Elizabeth Báthory Membunuh 612 Gadis Muda

Editor : Wiken





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x