WIKEN.ID -Ditengah pandemi virus corona ini, pemerintah tengah menggalakan physical distancing.
Hal tersebut bertujuan agar dapat menghambat rantai penyebaran virus corona.
Namun bagaimana caranya menerapkan physical distancing ketika berhubungan seks.
Seperti kisah pasutri di Pasuruan Jawa Timur yang satu ini.
Nikmatnya berhubungan badan, tiba-tiba berubah seketika menjadi rasa cemas.
Rupanya sang istri siri positif virus corona atau Covid-19.
Sang suami pun seketika dijemput petugas medis agar bergegas jalani rapid test Covid-19.
Hal tersebut untuk mengetahui apakah ia ketularan virus corona dari istri sirinya usai berhubungan badan pada malam harinya.
Baca Juga: Cara Kirim Stiker WhatsApp Edisi Spesial Ramadan di Indonesia, Bikin Seru Suasana!
Seorang pria asal Kecamatan Beji, Pasuruan, dievakuasi oleh Gugus Tugas Covid-19 Pasuruan.
Pria tersebut harus menjalani rapid test lantaran punya potensi terinfeksi Covid-19.
Pasalnya, pria tesebut baru saja kontak intim dengan sang istri siri, yang ternyata berstatus positif Covid-19, Senin (4/5/2020) pagi.
Camat Beji Taufiqul Ghony mengatakan, bersama Forpimka dan Gugus Tugas Covid-19 Kecamatan Beji, pihaknya memeriksa kesehatan pria yang baru saja dievakuasi tadi malam di Gempol.
"Kami tes. InsyaAllah hasilnya akan keluar dalam beberapa jam lagi. Tadi, yang bersangkutan sudah kami lakukan rapid test," kata Camat Beji.
Dia menjelaskan, dalam pemeriksaan rapid test kali ini, ada 10 orang yang sebelumnya juga kontak dengan perempuan yang positif Covid-19 dan lari dari rumah sakit di Surabaya.
"Sepuluh orang, di dalamnya ada suami siri perempuan yang sudah dibawa kembali ke Surabaya setelah sempat melarikan diri. Lainnya keluarga dan kerabat yang bersangkutan," jelas dia.
Klarifikasi RS Dr Soetomo
Sebelumnya, RSUD Dr Soetomo Surabaya mengklarifikasi kabar soal kaburnya pasien perempuan usia (56) yang kabur setelah mengetahui terpapar Covid-19 atau virus Corona.
Kepala Humas RSUD Dr Soetomo Surabaya Dokter Pesta Manurung mengatakan, pasien tersebut sebelumnya tidak mengetahui bahwa memiliki hasil positif COVID-19 versi tes Swab PCR.
"Jadi saya luruskan itu tidak kabur, melainkan sebelumya ikut test (Swab) tapi belum mengetahui hasilnya.
Lah Sabtu-Minggu dia tidak ada tugas, ya di rumah (libur) dong, jadi bukan hilang atau lari," jawab Pasta Manurung saat dihubungi Surya.co.id, Senin (4/5/2020).
Mengenai latar belakang, Dokter Pesta membeberkan, bahwa pasien tersebut bukanlah perawat yang sehari-harinya kontak langsung dengan pasien Corona.
"Pertama pasien itu tidak kabur, kedua bukan perawat. Jadi dia itu tenaga pembantu perawat yang tugasnya nganter makan, nganter surat-surat, ya seperti asisten pembantu," ucap Pesta.
Sementara kabar larinya perawat tersebut ke Beji, Pasuruan, Pesta juga mengklarifikasi bahwa yang bersangkutan memang sehari-harinya tinggal di sana (Beji).
"Orang itu memang beralamat di Gedangan, Sidoarjo tapi karena di Gedangan tidak punya kerabat jadi dia bertempat tinggal di Bangil," jelas Pesta.
Pesta menambahkan, karena ramainya pemberitaan di media sosial (Medsos), pasien tersebut sempat mendatangi Rumah Sakit Maiseto yang berlokasi di Bangil, Pasuruan.
"Jadi dia baru tau dikabarkan Corona Virus, ya karena ada media sosial itu. Baru mandiri ke Rumah Sakit Maiseto, Bangil," ungkapnya.
Pesta memastikan, kini asisten perawat tersebut sudah menjalani perawatan di RSUD dr Soetomo. Dari hasil tracing, pihaknya menduga bisa terpapar karena setiap hari pulang-pergi Bangil ke tempat bekerja dengan menggunakan angkutan umum.
"Kemungkinan sehari-hari kan dia pulang pergi Bangil, itu dia naik kendaraan elf atau bison, dugaan kami gitu. Karena di rumah sakit dia tidak kontak dengan pasien dan tempat pelayanan dia juga tidak melayani pasien Covid," kata dia.
Saat disinggung apakah di rumah sakit juga merawat suami sirinya, Pesta mengaku tidak mengetahui hal itu.
"Saya gak tahu kalau untuk suaminya," jawab dia.
Pesta menambahkan, di RSUD dr Soetomo telah menyediakan fasilitas rapid tes bagi seluruh karyawan. Hal itu dilakukan, untuk memastikan para kesehatan karyawan.
"Semua pegawai di rapid, meskipun tidak ada kontak langsung pasien Corona. Ini karena kan pekerja kami banyak yang tinggalnya juga di luar Surabaya ya," pungkas Pesta. (*)