WIKEN.ID -Memiliki seorang anak barang kali impian bagi pasangan yang telah menikah.
Sepasang orang tua yang dikaruniai anak merupakan anugerah tersendiri.
Tak jarang segala upaya ditempuh guna memiliki anak untuk meneruskan keturunan.
Lalu, apa jadinya dengan kisah seorang wanita tersubur di dunia ini?
Ya, Maria Nabatanzi adalah wanita tersubur di dunia dan memiliki 44 anak.
Wajar saja kisahnya membuat orang-orang berdecak kagum.
Dirinya memega rekor dalam hal melahirkan anak.
Namun ada cerita sedih dibalik kebahagian meraka.
Tiga tahun lalu, sang suami tega meninggalkan dirinya beserta 44 anaknya.
Mariam harus mengurus keluarganya seorang diri.
Melalui kanal Youtube Here's TV, mengisahkan kehidupan Mariam Nabatanzi.
Wanita Tersubur di Dunia
Marima Nabatanzi merupakan wanita asal Uganda yang memiliki 44 orang anak dan ia membesarkan semua anaknya seorang diri.
Hingga usianya 36 tahun, ia memiliki anak sebanyak 44 dan semuanya berasal dari suami yang sama.
Sekarang Mariam sudah berusia 39 dan memiliki tiga kelahiran kembar empat, empat kelahiran kembar tiga dan enam kelahiran kembar.
Miliki 25 Anak di Usia 23 Tahun
Mariam menikah saat berusia 12 tahun, saat itu sauminya berusia 40 tahun.
Setahun setelah menikah, Mariam melahirkan anak kembar.
Saat berusia 23 tahun, Mariam sudah memiliki 25 anak dan meminta dokter membantunya menghentikan dirinya agar tak terus melahirkan.
Namun, dokter tak bisa berbuat apa-apa karena kandungan Mariam memang sangat besar.
Saat kehamilan terakhirnya sekitar 2,5 tahun lalu Mariam mengalami komplikasi.
Mariam melahirkan anak kembarnya yang ke enam, tetapi salah satunya meinggal dunia dalam proses persalinan.
Menghidupi Keluarga Besarnya
Kondisi kala itu diperparah ketika sang suami pergi begitu saja meninggalkan Mariam dan puluhan anaknya.
Dengan banyaknya mulut yang harus diberi makan, Mariam bersedia mengerjakan apa pun demi mendapatkan uang.
Ia pernah bekerja menjadi penata rambut hingga pembuat dekorasi pertunjukan.
Mariam juga mengumpulkan dan menjual barang rongsokan, menyuling minuman keras dan menjual obat-obatan herbal.
Sebagian besar penghasilannya habis untuk membeli makan anak-anaknya, biaya berobat, pakaian dan membayar uang sekolah.
Anak yang lebih tua membantu adik-adiknya dan semuanya ikut membantu pekerjaan rumah seperti memasak, mencuci dan lain-lain.
Meski hidup dengan ekonomi terbatas dan menjadi orangtua tunggal, Mariam akan terus berjuang agar anak-anaknya bahagia.
"Saya juga bisa melatih anak-anakku untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik," ungkap Mariam.(*)