Selain itu, warga juga merasa tidak nyaman dengan keabsahan pernikahan keduanya.
Kemarahan warga pun kian memuncak ketika korban justru mendatangi istri dan anaknya di tengah situasi pandemi Covid-19.
"Jadi keluarga dan warga mengusir korban karena takut corona. Namun di sisi lain istrinya juga menolak korban karena persoalan asmara yang kurang harmonis. Warga pun juga tak nyaman dengan pernikahan siri tersebut," ungkap Agus.
Mengetahui penolakan terhadap dirinya, korban pun merasa kecewa hingga berujung nekat mengakhiri hidupnya dengan menenggak cairan deterjen dan menyayat nadi tangannya dengan benda tajam.
Usai percobaan bunuh diri, korban ditemukan dalam keadaan bersimbah darah di pinggir trotoar Jembatan Bengawan Solo, wilayah Cepu.
Beruntung pada saat kejadian, sejumlah saksi mata yang melihat aksi korban langsung melapor ke pihak kepolisian.
Anggota Polsek Cepu pun langsung bergegas ke lokasi kejadian untuk melarikan korban ke RSUD dr R Soeprapto Cepu pada sore pukul 15.00 WIB.
"Karena masih hidup korban langsung dibawa ke RSUD Cepu menggunakan ambulans
Korban selamat dan saat ini dirawat di RSUD dr R Soeprapto Cepu. Kami rasa penolakan itu cukup beralasan karena situasi sedang dihantui virus corona," tandas AKP Agus Budiyana. (*)