Akan tetapi, juru bicara dewan distrik setempat mengatakan Grand Hotel Sonnenbichl merupakan pengecualian karena "para tamu adalah kelompok orang homogen tunggal tanpa fluktuasi".
Namun, 119 anggota rombongan dilaporkan telah dikirim kembali ke Thailand dengan dugaan mereka terkena penyakit pernapasan yang sangat menular.
Berita tentang isolasi diri Vajiralongkorn di sebuah lokasi mewah disambut dengan kemarahan oleh puluhan ribu orang Thailand, yang berisiko melanggar hukum lèse-majesté di negara itu, dengan mengkritiknya secara online.
Baca Juga: Masih Berstatus Suami Orang, Sang Kakak Nekat Nikahi Adik Kandungnya Sendiri, MUI Angkat Bicara!
Di bawah hukum, siapa pun yang menghina atau mengkritik monarki dapat dipenjara hingga 15 tahun.
Tapi sebuah tagar Thailand yang diterjemahkan menjadi "Mengapa kita membutuhkan seorang raja?" muncul 1,2 juta kali di Twitter dalam 24 jam setelah seorang aktivis mengklaim Vijaralongkorn bepergian pada hari libur ke Jerman, sementara wabah terus menyebar di seluruh Thailand.
Data yang dihimpun The Independent menunjukkan, Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand mengumumkan pada hari Sabtu, ada 109 kasus baru di negara itu.
Sehingga, jumlah total kasus infeksi mencapai 1.245.
Aktivis Somsak Jeamteerasakul, yang tinggal di pengasingan di Prancis, memposting serangkaian postingan di Facebook yang mengklaim Vajiralongkorn terbang dari Swiss ke berbagai tempat di Jerman mulai awal Maret karena merasa “kebosanan”.