WIKEN.ID - Profesi guru harus dihormati karena merekalah yang berjasa dalam memberi pendidikan ke anak didiknya.
Dengan demikian, anak didiknya pun memiliki mental kuat, memiliki perilaku baik hingga memiliki kemampuan.
Berdasarkan Survei "Global Teacher Status Index 2018" yang dilakukan di 35 negara menyatakan bahwa Indonesia berada di posisi ke 5 masih berada di atas Korea Selatan.
India dan Selandia Baru adalah negara yang paling menghormati profesi guru.
Namun, banyak kasus memperlihatkan guru tidak dihormari.
Hal ini bisa dilihat dari kasus penganiayaan yang dialami guru dan bahkan guru kerap menjadi sasaran persekusi baik oleh orang tua maupun oleh siswanya sendiri
Kasus penganiyaan yang dialamim oleh guru tak hanya sekali terjadi dalam rentang waktu tentu.
Salah satu kasus penganiyaan kepada guru baru terjadi di Nusa Tenggara Timur.
Peristiwa ini terjadi di SMA Negeri di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Ketiga siswa SMA yang terlibat dalam aksi penganiayaan terhadap gurunya adalah CYT (19), YCVPH (17), dan OK (19).
Sementara oknum guru yang menjadi korban penganiayaan ketiga siswanya tersebut ialah YM (45),
Akibat peristiwa ini, YM lantas melaporkan ketiga siswanya ke pihak kepolisia.
Pejabat Humas Polres Kupang, Aipda Randy Hidayat menyampaikan, ketiga pelaku telah menjalani pemeriksaan di Polsek Fatuleu.
"Para pelaku saat ini masih menjalani pemeriksaan intensif di Mapolsek Fatuleu," kata Randy, dikutip dari Kompas.com, Rabu (4/3/2020).
Menurut penuturan Randy, aksi ketiga siswa SMA negeri di Kupang, NTT tersebut dipicu rasa kesal kepada korban.
Pasalnya, pelaku tak terima saat ditegur korban karena diingatkan belum mengisi daftar hadir.
Setelah menerima laporan dari YM, polisi menangkap ketiga pelaku pada Selasa (3/3/2020).
"Tiga orang pelajar SMA ini diamankan Selasa kemarin. Tiga pelajar ini yakni berinisial TS dan rekannya," jelas Randy, dikutip dari Kompas.com.
Kejadian bermua setelah YM bertanya kepada murid-muridnya perihal kehadiran di ujian semester.
"Guru ini dianiaya karena menanyakan daftar hadir kepada para pelaku dan murid yang lain," ungkap Randy.
Saat itu, tiga pelaku belum mengisi daftar hadir, hingga diingatkan oleh YM yang bertindak sebagai gurunya.
Tak terima ditegur, ketiga pelaku lalu marah dan memukul YM hingga terjatuh.
Tak hanya memukul gurunya hingga terjatuh, ketiga pelaku juga melakukan kekerasan lainnya.
Mereka bahkan menginjak dan melempar gurunya dengan kursi dan batu.
"Saat guru tersebut jatuh, para pelaku lalu menginjak kepala sang guru dan melempar dengan kursi dan batu," kata Randy.
Akibat aksi penganiayaan yang dilakukan tiga siswa SMA tersebut, korban mengalami sejumlah luka dan memar di sekujur tubuh. (*)