WIKEN.ID - Adagium 'segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik' tampaknya memang tepat.
Itu berlaku dalam berbagai hal termasuk bermain game online.
Kasus kecanduan game online sering ditemukan di berbagai negara.
Di Indonesia sendiri, tidak sedikit remaja yang bermain game online secara berlebihan.
Bahkan, pada Oktober lalu, sebanyak tiga anak harus menjalani terapi di Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Amino Gondohutomo, Kota Semarang, lantaran kecanduan bermain game hingga menderita gangguan jiwa.
Dilansir Kompas.com, psikiater RSJD Amino Gondohutomo, Hesti Anggriani, mengungkapkan bahwa seseorang dianggap kecanduan main game jika melakukannya sampai lebih dari 8 jam sehari.
Baca Juga: Dulu Sering Meledek Sang Suami, Presenter Cantik Malah Kena Karmanya Saat Hamil, 'Rasain Lo'
"Kalau adiksi game, dia menggunakan waktu sehari di atas 8 jam sehari. Setiap hari terus mengulang rutinitas itu, bukan sekadar untuk refreshing atau rekreasi," ujarnya.
Baru-baru ini, bermain game online tak hanya membuat seseorang jadi kecanduan hingga menderita gangguan jiwa, tapi sampai membuat nyawa melayang.
Seorang anak laki-laki berusia 17 tahun ditemukan tewas oleh ayahnya setelah menderita kejang yang dikatakan disebabkan oleh bermain game sepanjang malam.Piyawat Harikun, dari Thailand Utara, adalah seorang gamer yang rajin bermain game online pada malam hari.
Orang tua Piyawit kini berusaha memperingatkan orang tua lain agar membatasi anak-anak mereka.
Ayah Piyaway, Jaranwit, meminta agar para orang tua memperhatikan anak-anaknya ketika bermain game.
Jaranwit mengatakan bahwa anaknya sering bermain game sepanjang malam.
Bocah itu bahkan menutup gorden kamarnya untuk terus bermain game sepanjang hari. "Saya memanggil namanya dan berkata 'bangun, bangun' tetapi dia tidak menanggapi. Saya bisa melihat dia sudah meninggal," ujar Jaranwit kepada Mirror.
Jaranwit mendapati putranya pingsan dari kursinya pada Senin (4/11) sore.
Dia menjelaskan bahwa meskipun dia mencoba untuk menghidupkan kembali putranya, itu sudah terlambat.
Tubuhnya kemudian diperiksa oleh petugas medis pada sore berikutnya dan memastikan kematiannya disebabkan oleh stroke.
Mereka meyakini stroke dipicu oleh kebiasaan bermain gamenya yang ekstrem.Jaranwit sejak mengungkapkan bahwa putranya kecanduan video game dan ingin kematian Piyawit menjadi contoh bagi orang tua lain untuk mengawasi anak-anak mereka.
"Anak saya cerdas dan selalu berhasil di sekolah tetapi dia memiliki masalah besar dengan kecanduan game," ungkap Jaranwit.
"Saya ingin kematian anak saya menjadi contoh dan peringatan bagi orang tua yang anaknya pecandu game. Mereka harus lebih ketat pada jam bermain anak-anak mereka kalau tidak mereka akan berakhir seperti anakku. "Tubuh Piyawit kemudian dipindahkan ke kuil Budha, di mana keluarganya akan merencanakan pemakamannya. (*)