Video tersebut mengundang beragam komentar netizen.
Kepala Pusat Penelitian Fisika LIPI, Dr Rike Yudianti pun akhirnya buka suara.
Ia mengatakan bahwa “keisengan” tersebut rupanya masuk akal.
“Saya melihat hal itu mungkin saja terjadi. Ini seperti mengkonversi energi matahari,” tutur Rike yang dikutip dari Kompas.com.
Ahli LIPI ini menjelaskan bahwa kunci dari aktivitas menggoreng kerupuk tersebut adalah wajan yang ditaruh di aspal dalam waktu lama.
“Dia (Lastri) pakai wajan alumunium, dan itu adalah jenis logam penghantar panas yang baik setelah tembaga. Kuncinya di sini adalah wajan tersebut ditaruh di aspal, di bawah matahari, dalam jangka waktu yang lama yaitu dari jam 9 sampai jam 3,” paparnya.
Logam alumunium di sini, lanjut Rike, merupakan penghantar panas yang baik.
Saat dituangkan minyak goreng, panas terkonduksi dengan baik pada minyak goreng.
Baca Juga: Foto Viral, Pria Pelaku Pelecehan Seksual Umbar Alat Vital di Angkot, Sopir Diduga Satu Komplotan
“Walaupun idealnya suhu untuk menggoreng di atas 100 derajat Celcius, dengan panas yang terus-menerus terpapar, mungkin saja hal itu (menggoreng kerupuk) terjadi karena pemanasan logamnya cukup lama,” tambahnya.
Rike mengibaratkan, wajan yang terus-menerus terpapar sinar matahari sama saja dengan wajan yang terus-menerus ditempa api kecil.