Namun mulai tahun ajaran baru nanti, aturan itu bakal dihapus.
"Pedoman baru bakal memberi ruang bagi siswa untuk memilih seragam dan menghormati hak mereka," ujar SMA Banqiao melalui pernyataan tertulisnya.
Sekolah yang berlokasi di New Taipei City, kota pinggiran ibu kota Taipei, mempunyai 2.000 orang siswa yang berusia antara 16 hingga 18 tahun.
Pejabat Kementerian Pendidikan Taiwan seperti dikutip oleh media setempat menyambut baik keputusan sekolah, begitu juga aktivis LGBT.
Berbagai kampanye supaya sekolah lebih terbuka terhadap seragam non-gender mulai marak di seluruh dunia.
Salah satunya terjadi diberitakan di Meksiko. Wali Kota Mexico City Juni lalu mengumumkan setiap murid bebas untuk memilih apakah bakal mengenakan rok atau celana panjang dan menjadi kebijakan yang dipandang kontroversial.
Kemudian di Wales, pemerintah setempat menyatakan mereka tidak akan lagi membedakan seragam bagi siswa laki-laki maupun perempuan pada 1 September mendatang.