WIKEN.ID - Biasanya setiap perbuatan baik selalu menghasilkan pujian dan menginspirasi orang lain.
Namun, siapa sangka perbuatan baik juga ternyata bisa menghasilkan hinaan dan cemoohan.
Inilah yang dialami seorang dokter di Malaysia bernama Muhamad Taqiyudin Zainal Ulum.
Dokter berusia 31 tahun ini malah diejek dan dikritik oleh masyarakat setempat karena menyelamatkan 200 anjing liar menggunakan uang sendiri.
Perbuatan baiknya itu justru menghasilkan hinaan baginya ketimbang pujian.
Bahkan, hinaan itu datang dari tetangganya sendiri.
Meskipun begitu, Taqiyudin mengaku tetap melanjutkan aksinya dan mengabaikan apapun yang dikatakan orang-orang di sekitarnya.
Menurut Taqiyudin, anjing layak diperlakukan dengan penuh cinta seperti hewan lainnya.
Dia menjelaskan bahwa dia tidak memiliki masalah dalam membersihkan dirinya beberapa kali setelah merawat seekor anjing.
Baginya, itu adalah tanggung jawabnya untuk memperlakukan semua hewan secara sama, termasuk anjing dan babi.
Ketika ditanya tentang bagaimana ia mulai memperlakukan anjing liar, Taqiyudin menjelaskan itu bermula pada tahun 2015.
Baca Juga: 'Hidup Lagi' Setelah Sempat Disuntik Mati, Anak Anjing Ini Kini Memulai Hidup Baru yang Lebih Baik
Saat itu seekor anjing dengan kaki patah tiba-tiba muncul di rumahnya.
Dia membawanya ke klinik untuk perawatan, dan ia tetap bersama anjing itu selama proses pemulihan.
Setelah anjing itu pulih sepenuhnya, hewan menolak untuk pergi.
Taqiyudin akhirnya memutuskan untuk menjaga anjing tersebut.
Taqiyudin kemudian mulai merawat dan menyelamatkan anjing lainnya hingga akhirnya berjumlah ratusan.
Sayangnya, tetangganya selalu mengeluh sepanjang waktu.
Mereka merasa anjing-anjing itu berisik dan menjadikan itu sebagai alasan untuk menghentikan Taqiyudin melakukan pekerjaannya.
Baca Juga: Penangkapan Anak Anjing yang Tak Berdosa di Malaysia Dilakukan oleh Dewan
Namun, dengan dukungan ayahnya, dia melanjutkan dan mengabaikan apa pun yang dikatakan orang-orang di sekitarnya.Itu juga tidak mengurangi cintanya pada anjing-anjing liar dan terlantar, malah memperdalam komitmennya untuk menyelamatkan hidup mereka. (*)