WIKEN.ID - Seorang pengunjung Singapore Botanic Gardens baru-baru ini menemukan kunci kedekatan dengan sekelompok kura-kura yang ditinggal di sana.
Pengunjung wanita itu datang ke Singapore Botanic Gardens dan langsung menuju tepi kolam.
Ia hanya membawa sebuah sikat berwarna hijau dan tanpa disangka sekelompok kura-kura mulai bermunculan dari permukaan air.
Bahkan, sekelompok kura-kura itu langsung berbaris di hadapan pengunjung wanita.
Momen tersebut berhasil diabadikan oleh pengunjung lainnya bernama Nur Hafiza Ariffin.
Ia heran ketika melihat apa yang dilakukan pengunjung wanita itu.
Kemudian, ia mencoba mengabadikan momen tersebut dan membagikannya ke publik.
Ternyata, sikat hijau yang dibawa oleh pengunjung wanita itu adalah kunci keberhasilannya dekat dengan kura-kura.
Bahkan, nampak dengan sikat itu, kura-kura berbaris rapi menunggu giliran. Ariffin percaya bahwa tujuan wanita itu adalah untuk membantu membersihkan tempurung kura-kura.
Tentunya itu adalah sebuah tawaran bijaksana yang tampaknya diterima oleh sekelompok kura-kura. "Menyebarkan kebaikan dengan segala cara yang memungkinkan," tulis Arrifin. "[Kura-kura] dengan senang hati datang ke arahnya untuk membersihkan punggung mereka, dan begitu selesai, mereka berjalan pergi."
Baca Juga: Sempat Beberkan Alasannya Tutup Aurat, Baru Setahun Berhijab Mantan Kekasih Raffi Ahmad Ini Pilih Kembali Pamerkan Rambut Cantiknya"Pemandangan yang mengharukan," tambahnya.
Ternyata, bahkan jika kura-kura tidak perlu dibersihkan, mereka tampaknya menikmati sikat itu pada tempurungnya.
Bahkan, itu satu cara yang disarankan untuk membelai mereka.
Tidak heran kalau wanita yang dilihat Ariffin hari itu begitu populer di kalangan penduduk setempat.
Tempurung atau cangkang yang ada pada kura-kura merupakan satu kesatuan tubuh yang tidak bisa begitu saja dipisahkan.
Cangkang atau tempurung yang ada pada penyu dan kura-kura merupakan satu kesatuan tubuh yang tidak bisa begitu saja dipisahkan.
Dilansir dari Science Trends, cangkang kura-kura melindungi organ vital seperti hati, perut, ginjal, jantung, dan usus.
Meski terbuat dari tulang keras, namun kura-kura tetap dapat memasukkan kepala, keempat kaki, dan ekor mereka ke dalam cangkang untung berlindung.
Menurut sejumlah penelitian, kura-kura purba di masa lalu tidak memiliki tulang atau tempurung sekomplit kura-kura modern.
Dari sejumlah fosil kura-kura purba, para ahli hanya menemukan tulang belakang yang panjang.
Berdasar temuan-temuan itu, para ahli berpendapat bahwa kemungkinan besar tulang belakang itu terus tumbuh membesar hingga akhirnya berevolusi membentuk tempurung seperti yang kita lihat saat ini. (*)