“Kalau jatuh dalam pengertian ada meteorit yang sudah ditemukan, belum ada,” tutur Marufin yang dikutip Kompas.com.
Meteor tersebut, menurut Marufin, muncul pada dini hari tadi sekitar pukul 01.00 WIB. Meteor itu cukup terang dan berwarna kehijauan.
“Tepatnya meteor sangat terang (fireball) atau bahkan meteor superterang (superfireball). Panjang groundtrack itu sekitar 100 km. Telah diketahui bahwa fireball/superfireball mulai nampak sejak ketinggian sekitar 110 km dpl,” paparnya.
Di media sosialnya, Marufin menjelaskan bahwa dengan ketampakan di langit selama sekitar 10 detik, maka kecepatannya adalah 150 : 10 - 15 km/detik.
“Kecepatan ini jauh lebih besar dari kecepatan pesawat. Juga hampir dua kali lipat lebih cepat ketimbang satelit-satelit buatan yang bertugas mengorbit Bumi,” tambahnya.
Seberapa sering fenomena ini terjadi?
Marufin menjelaskan, secara statistik, meteor superterang terjadi setiap hari dalam jumlah 10 hingga 50 kejadian.
Namun itu dalam lingkup global.
“Dalam lingkup global pula, karena dua pertiga paras Bumi adalah laut sementara dari daratan yang ada hanya seperempat yang berpenghuni, maka secara global hanya ada 2 hingga 12 kejadian meteor superterang yang bisa disaksikan manusia per hari,” papar Marufin.
Lalu bagaimana dengan lokasi meteor superterang?