"[Bekerja sebagai] sopir bus tidak mengikuti jam kerja kantor sehingga kami ada waktu untuk mengurus keperluan keluarga seperti mengantar anak atau orangtua ke dokter, menghadiri kegiatan sekolah anak di siang hari dan mengantar orangtua belanja." kata Rita
Profesi supir bus telah ia tekuni selama satu tahun.
Sedangkan saat melihat suaminya yang tiga tahun menjadi supir bus, diakui oleh Rita, ia tidak mempunyai rencana untuk mencari pekerjaan lain lagi.
"Kami saat ini tidak berpikir untuk pindah kerja setelah cukup lama bekerja di kantor saat di Indonesia," kata Rita.
Rita yang merupakan lulusan Sarjana Ekonomi Universitas Surabaya tahun 2002 itu mengatakan bahwa pekerjaannya menyenangkan,
"Hal-hal yang membuat kami berpikir pekerjaan ini menyenangkan adalah [karena pekerjaan ini] santai. Pulang kerja tidak memikirkan tugas kantor yang menumpuk dan kalau bekerja lembur digaji." jelas Rita.
Charles Gultom yang dahulunya adalah seorang koki di hotel berbintang mengaku memilih sopir bus sebagai pekerjaannya karena tidak ada tekanan dalam pekerjaan.
Senada dengan Rita, Charles Gultom, seorang warga negara Indonesia di Australia juga memiliki pandangan yang sama.
Charles bekerja di Melbourne dalam perusahaan transportasi bernama CDC Victoria juga sebagai sopir bus.