Follow Us

Berita Terpopuler, Benda Langka di Rumah Rianti Cartwright Hingga Pengakuan Jessica Iskandar Terkait Perseteruan dengan Chacha Frederica

Alfa - Jumat, 30 Agustus 2019 | 15:00
Jessica Iskandar dan Rianti Cartwright Nainggolan
Kolase Instagram

Jessica Iskandar dan Rianti Cartwright Nainggolan

Keadaan ketika disiksa dengan waterboarding digambarkan seperti keadaan hidup dan mati.

Dalam teknik waterboarding, seorang tersangka diikat atau dipegangi dengan posisi terlentang.

Seluruh muka ditutupi dengan kain dan kemudian dituangkan air ke arah mukanya tersebut.

Air tersebut akan menghalangi udara yang akan dihisap oleh tersangka.

Baca Juga: Sudah Diperingati Pengunjung Lain, Wanita Ini Nekat Loncat Ke Kandang Badak dan Panik Saat Tak Bisa Menyelamatkan Diri

Akibatnya bisa sangat fatal, yaitu merusak paru-paru dan otak, bahkan hingga kematian.

Namun yang lebih mengerikan adalah efek traumatis yang tak bisa hilang berbulan-bulan lamanya.

Teknik menyiksa waterboarding pertama kali ditemukan pada abad pertengahan di Spanyol.

Digunakan oleh rezim Raja Ferdinand dan Isabella pada tahun 1400-an untuk menyiksa rakyat yang tidak mengindahkan Dekrit Alhambra yang dikeluarkannya.

Waterboarding juga pernah dikeluarkan oleh VOC untuk menyiksa tawanan di Maluku pada tahun 1600-an.

Baca Juga: Tak Terima Ayahnya Dekat dengan Wanita Lain, Rafathar Ngamuk dan Nagita Slavina Sampai Lemparkan Hal Ini ke Raffi Ahmad

Dalam Perang Dunia II, Perang Vietnam, Konflik Kamboja, dan beberapa peperangan lainnya, waterbaoarding merupakan cara favorit untuk menginterogasi tawanan.

Editor : Wiken

Latest