Ia merasa yakin bisa menaklukkan alat berat yang biasa digunakan oleh kaum laki-laki itu.
"Waktu itu bersama teman-teman nyebur ke kali ngambil sampah, terus melihat alat berat itu. Saya langsung jatuh cinta," ungkapnya.
Sejak saat itu, ekskavator yang berada di Setu menjadi perhatiannya terus.
Ia pun mengaku sering melihat bagaimana operator laki-laki bekerja dengan alat berat itu.
"Sedikit demi sedikit saya belajar, melihat bagaimana kerjanya. Tapi bagian kemudinya saat itu tidak boleh dipegang," terangnya.
(*)