Mungkin karena orang Indonesia lebih terbiasa melihat keseraman pocong dan kuntilanak dari pada hantu boneka Annabelle di film Insidious.
Bagi yang sudah menontonnya, pasti film ini akan sangat terekam di otak penikmatnya dan sangat ikonik.
Film yang sederhana ini dikemas sedemikan rupa dengan kengerian-kengerian khas horor Indonesia.
"Sebelum memproduksi film ini, saya melakukan riset ke ahli agama, serta mewancarai orang-orang yang pernah mengalami kejadian serupa. Sebenarnya hal ini masih pro-kontra di masyarakat. Dari apa yang saya dapat, mereka yang mengalami pun hanya sebatas merasakan namun tidak bisa melihat secara utuh," jelasnya.
Dari hal tersebut, ia pun tertangan untuk membuat film pendek dengan genre yang jarang diangkat ini.
Agar maksimal, ia pun mengikutsertakan make up character artist untuk menghadirkan sosok hantu di film tersebut.
Selain itu, kekuatan film horor juga terletak di latar musiknya.
Film yang diproduksi tahun 2015 ini akhirnya mengantarkan dirinya menjuarai berbagai kompetisi film bergengsi.
Film Makmum menyabet penghargaan Best Horror di HelloFest 2016, Direction Special Mention di The Crappy International Movies in Sueca (CIM-Sueca), Spanyol di tahun yang sama, dan Best Ideas Film and Audience's Favorit di Salatiga Film Festival 2017.