Pertengkaran yang disertai kekerasan, baik fisik maupun verbal, hal ini berisiko membuat anak tumbuh dengan rasa takut dan cemas yang berlebih dalam hidupnya, bahkan hingga ia dewasa.
Secara psikis, anak menjadi terganggu karena mereka mengalami trauma yang tercipta dari lingkungan dan orang-orang terdekatnya
Dilansir dari portal domesticviolence.com.au, anak yang tinggal dalam kondisi rumah tangga yang buruk memiliki risiko untuk psikis dan fisik mereka.
Malah, trauma emosional merupakan hal yang paling utama akan dirasakan oleh anak ketika ia hidup dalam keluarga yang selalu dipenuhi dengan tindak kekerasan.
Penelitian dari Australian Institute of Criminology menyebutkan jika anak-anak yang menyaksikan kekerasan dalam rumah tangga sering kali menunjukkan masalah dalam perilaku dan emosional.
Dalam kekerasan rumah tangga, ayah dan ibunya bisa menjadi pelaku atau korban.
Bahkan bukan tak mungkin anak pun terseret menjadi korban.
Selain psikologis anak yang akan terganggu, kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh orang tua pun bisa mengancam anak mengalami cedera fisik.
Hal itu bisa saja terjadi secara tidak sengaja di kala orang tua sedang bertikai, misalnya salah satu pasangan akan melemparkan sesuatu benda, tapi ujungnya malah mengenai badan anak.