Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Mengabdi Untuk Negara, Lihat Video Kisah Mantri yang Meninggal Karena Kehabisan Obat

Pipit - Selasa, 25 Juni 2019 | 21:00
4 Hari Tewas Tak Kunjung Dijemput Pemda, Jenazah Petugas Medis di Papua, Mantri Patra Sempat Ditolak Karantina dan Sulit untuk Dipulangkan
Facebook Hendrik Mambor/ Twitter @jayapuraupdate

4 Hari Tewas Tak Kunjung Dijemput Pemda, Jenazah Petugas Medis di Papua, Mantri Patra Sempat Ditolak Karantina dan Sulit untuk Dipulangkan

WIKEN.ID - Video kisah mantri yang meninggal saat mengabdi untuk negara viral.

Dalam video ini diceritakan seorang petugas medis di pedalaman Papua wafat saat menjalankan tugas di Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat.

Petugas medis tersebut kerap dipanggil dengan Mantri Patra, nama aslinya adalah Patra Marinha Jauhari.

Kisah tersebut terungkap ke publik setelah diunggah akun facebook tokoh masyarakat setempat, Hendrik Mambor yang ternyata sangat menghormatinya.

Wafatnya Mantri Patra membuat banyak pihak turut berduka atas kepergiannya.

Dalam unggahan Hendrik menjelaskan tempat pengabdian Patra membutuhkan waktu tempuh 3-4 hari dan harus dengan jalan kaki.

Baca Juga: Video Polisi Ancam Pedagang Makanan Kaki Lima Gara-gara Diminta Bayar 1000 Rupiah!

Baca Juga: Video Rapper Korea Selatan yang Sawer Penonton Hingga Rp 12 Juta Ini Viral di Medsos

Ia juga menuliskan, Patra meninggal karena kehabisan obat dan juga sulit membawanya ke tempat medis terdekat karena tak adanya alat transportasi.

Dikutip dari Antara, Patra sudah mengabdi selama 4 bulan di pedalaman papua.

Dia memilih setia dalam tugas di saat rekan kerjanya pulang dan tak kembali lagi.

Dalam kesendirian dia tetap melayani hingga akhirnya ajal menjemput.

Ia adalah salah satu tenaga medis yang ditunjuk untuk memberikan pelayanan medis di daerah pedalaman.

Pada awal Februari 2019, Patra diantarkan gunakan helikopter dengan satu rekannya.

Ia dijadwalkan bertugas selama tiga bulan.

Namun hingga Mei 2019 belum juga ada helikopter yang datang menjemput.

Persediaan bahan makanan berupa beras, minyak goreng yang dibawanya pada tiga bulan lalu pun telah lama habis.

Demikian pula stok obat-obatan, semuanya telah habis dipakai.

Baca Juga: Demi Sampai ke Sekolah, Anak-anak Ini Rela Dibungkus Plastik saat Diseberangkan di Sungai, Ini Videonya

Baca Juga: Tega Bunuh Tunangan Karena Cemburu Terus Dibandingkan dengan Mantan, Polisi Ungkap Tersangkanya Lewat Video Ini!

Namun, Patra yang tinggal seorang diri setelah temannya sesama perawat memutuskan turun ke kota Wasior dengan berjalan kaki.

Dia terus memberi pelayanan medis dengan kondisi apa adanya.

Untuk mengisi hari, bujangan kelahiran 1988 ini selalu berintekrasi dengan warga setempat, dari berkunjung ke rumah warga, bermain bersama pemuda setempat hingga ikut berkebun bersama warga.

"Tiap sore dia pergi dengan anak-anak menyanyi-menyanyi," kata seorang warga Oya yang dikisahkan Kepala Puskesmas Naikere Tomas Waropen di Wasior, Minggu (23/6/2019).

Bagi masyarakat pedalaman Patra adalah pahlawan di pedalaman papua.

"Patra adalah pahlawan bagi masyarakat di pedalaman Mairasi (nama suku di pedalaman Naikere). Sementara kita anak-anak negeri ini banyak yang jadi Judas (murid yang mengkhianati Yesus)," kata Tomas Waropen.

Editor : Wiken





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x