Follow Us

Pesawat Dibajak, Terekam Video Saat Pesawat Boeing 767 Jatuh di Samudra Hindia karena Kehabisan BBM

Alfa - Sabtu, 08 Juni 2019 | 15:00
Pesawat dengan jenis Boeing 767-200ER ini kehabisan BBM karena sebelumnya telah dibajak orang Ethopia.
istimewa

Pesawat dengan jenis Boeing 767-200ER ini kehabisan BBM karena sebelumnya telah dibajak orang Ethopia.

WIKEN.ID - Sungguh mengerikan melihat video saat sebuah pesawat jatuh di Samudra Hindia.

Salah satu pemicu jatuhnya pesawat yang terekam dalam video ini adalah terpaksa mendarat karena kehabisan avtur (BBM),

Pesawat yang terekam video ini adalah pesawat penumpang maskapai Ethiopian Airlines Penerbangan 961.

Pesawat dengan jenis Boeing 767-200ER ini kehabisan BBM karena sebelumnya telah dibajak orang Ethopia pada tanggal 23 November 1996.

Pesawat dibajak ini di tengah penerbangan dari Addis Ababa ke Nairobi dalam rute Addis Ababa–Nairobi–Brazzaville–Lagos–Abidjan oleh tiga orang Etiopia yang hendak mencari suaka di Australia.

Pesawat ini mendarat jatuh di Samudra Hindia dekat Grande Comore, Kepulauan Komoro, karena kehabisan bahan bakar.

Baca Juga: Miliki Rumah Seharga 70 Miliar, Terkuak dalam Video Ini Isi Amplop THR Raffi Ahmad dan Nagita Slavina!

Menurut otoritas udara Ethiopia, pelaku meminta pilot agar pesawat terbang ke Australia. Pembajak sempat meminta pilot agar mendarat terlebih dahulu di Bandara Internasional Hahaya di Komoro.

Namun nahas, bahan bakar sudah habis sebelum pesawat mendarat. Walhasil, kapal terbang nahas itu jatuh ke laut.

Pesawat menghujam samudra Hindia yang menyebabkan 125 dari 175 penumpang dan awak kabin tewas beserta ketiga pelaku.

Laporan kecelakaan resmi menyatakan bahwa penumpang yang selamat tanpa luka berjumlah empat orang.

Kapten Leul Abate yang kala itu berumur 42 tahun adalah pilot pesawat itu dengan pengalaman terbang 11.5500 jam.

Baca Juga: Terpopuler, Video Mencuci Piring Dengan Kulit Pisang Hingga Tradisi Lebaran di Lombok dan Madura

Sedangkan kopilotnya adalah Yonas Mekuria (34) dengan pengalaman terbang 6.500 jam.

Kronologi jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines berawal saat pesawat lepas landas pukul 08:09.

Sekitar pukul 08:29 UTC, pesawat berjulukan Zulu masih terbang di atas Etiopia, tiga pria Etiopia menyerbu kokpit dan membajak pesawat berbekal kapak dan APAR dari kokpit.

Menurut Airdisaster.com, "Salah satu pembajak berlari menuju kokpit, meneriakkan kata-kata yang tidak bisa dipahami, lalu diikuti dua rekannya."

Airdisaster melaporkan bahwa mereka masih muda (berumur 20 tahunan), tidak berpengalaman, psikologisnya rapuh, dan dalam kondisi mabuk.

Radio pemerintah Etiopia mengidentifikasi pelaku sebagai dua laki-laki lulusan SMA yang masih pengangguran dan satu perawa.

Baca Juga: Video Kelakukan Pengendara Mobil yang Bikin Geleng Kepala, Lawan Arus dan Masih Ngotot

Ketiga tersangka adalah Alemayehu Bekeli Belayneh, Mathias Solomon Belay, dan Sultan Ali Hussein.

Mereka mengancam meledakkan pesawat di udara apabila pilot tidak memenuhi tuntutan mereka dan mengaku ada 11 pembajak di pesawat, padahal kenyataannya cuma tiga.

Setelah memukul dan memaksa kopilot Yonas Mekuria masuk kabin, mereka membuat pengumuman.

Melalui interkom, mereka mengatakan dalam bahasa Prancis, dan Inggris bahwa apabila siapapun mencoba ikut campur, mereka akan meledakkan bom di pesawat.

Baca Juga: Kisah Kucing Manis Bermata Indah, Kondisi Awalnya yang Menyedihkan Terekam dalam Video Ini!

Pihak berwenang kemudian menemukan bahwa "bom" tersebut sebenarnya botol minuman keras.

Pelaku meminta agar pesawat diterbangkan ke Australia.

Kapten Leul mencoba menjelaskan bahwa bahan bakar pesawat hanya cukup untuk rute yang ditetapkan sehingga tidak bisa terbang seperempat jalan ke Australia, tetapi pelaku tidak percaya.

Salah satu pelaku membawa majalah pesawat Selamta ke kokpit dan membuka halaman armada, lalu menunjukkan bahwa 767 mampu terbang selama 11 jam.

Bukannya terbang ke Australia, kapten menyusuri pesisir Afrika ke arah selatan.

Baca Juga: Penemuan Baru Mencuci Piring dengan Menggunakan Batang Pisang Rebus, Intip Videonya!

Pelaku sadar bahwa daratan masih terlihat dan memaksa pilot berbelok ke timur.

Leul diam-diam terbang ke Kepulauan Komoro yang berada di antara Madagaskar dan benua Afrika.

Pesawat hampir kehabisan bahan bakar ketika memasuki wilayah kepulauan Komoro, tetapi para pembajak mengabaikan peringatan kapten.

Karena kehabisan opsi, Abate mulai terbang mengelilingi daerah itu supaya bisa mendarat di bandara utama Komoro.

Abate pun terpaksa mendarat dengan kecepatan lebih dari 175 knot (324 km/h; 201 mph) dan mencoba melakukan pendaratan darurat di Bandar Udara Internasional Prince Said Ibrahim di Grande Comore.

Baca Juga: Video Tradisi Masyarakat Lombok dan Madura Saat Lebaran, Hanya Ada Setahun Sekali

Tetapi ada perkelahian dengan para pembajak di menit-menit terakhir membuatnya kehilangan acuan visual.

Ia pun tidak bisa mengarahkan pesawat ke bandara.

Di tengah perkelahian, ia mencoba mendaratkan pesawat di perairan dangkal 500 yard (457 m) dari Le Galawa Beach Hotel, dekat Mitsamiouli, di ujung utara Pulau Grande Comore.

Kopilot Abate mencoba mendarat sejajar dengan gelombang agar pendaratannya mulus.

Beberapa detik sebelum mendarat di air, pesawat belok sekitar 10 derajat ke kiri; dengan kondisi mesin kiri dan ujung sayap kiri menghantam air lebih dulu.

Baca Juga: Dua Anjing Golden Retriever Adu Makan Mie, Tebak Siapa yang Tercepat di Video Ini

Mesin langsung dibanjiri air dan menabrak terumbu karang sehingga memperlambat laju belok pesawat dan memiringkan pesawat ke kiri secara mendadak.

Badan pesawat mendarat dengan tidak seimbang sehingga terbelah dan hampir seluruh badan pesawat tenggelam dengan cepat.

Banyak penumpang yang tewas karena mengembangkan baju pelampung di dalam kabin sehingga mereka terjebak dan tenggelam.

Penduduk pulau dan wisatawan, termasuk penyelam skuba dan beberapa dokter Prancis yang sedang berlibur, langsung membantu para korban.

Baca Juga: Jadi Penyelamat Wanita, Sepatu Anti Kekerasan Seksual Mampu Lumpuhkan 'Penjahat', Intip Video Cara Penggunaannya!

Seorang wisatawan merekam video pendaratan jatuh ET-AIZ.

Ia mengatakan bahwa ia mulai merekam karena mengira pesawat itu bagian dari pertunjukan udara untuk wisatawan.

Banyak korban tewas awalnya selamat dari pendaratan jatuh, tetapi mereka tidak peduli atau tidak mendengar peringatan kapten agar tidak mengembangkan baju pelampung di dalam pesawat.

Ketika air membanjiri pesawat, penumpang yang telanjur mengembangkan baju pelampungnya semakin terperangkap ke atas langit-langit.

Baca Juga: Di Video Ini Ria Ricis Hampir Dibuat Jatuh Captain Vincent Raditya di Laut Lepas, Pesawat Hingga Kapal Ini Jadi Bukti Kekayaannya

Karena tidak dapat melepaskan diri, mereka tenggelam.

Sekitar 60 sampai 80 penumpang diduga tenggelam karena belum melepaskan sabuk pengamannya.

Leul dan Yonas selamat dan atas keberaniannya, Leul dianugerahi Flight Safety Foundation Professionalism in Flight Safety Award. (*)

Baca Juga: Video Kisah Ken-kun, Anjing Shiba Inu Penjaga Kedai Makanan di Jepang

Editor : Alfa

Latest