WIKEN.ID - Gempa bumi mengguncang Pulau Luzon, Filipina Utara pada Senin (22/4/2019) sekitar pukul 17.00 waktu setempat.
Menurut US Geological Survey dan Otoritas Seismologi Filipina, gempa tersebut awalnya dikabarkan berkekuatan 6,3 magnitudo, dan direvisi menjadi 6,1 magnitudo.
Provinsi Pampanga dikabarkan terkena dampak gempa paling besar.
Menurut Gubernur Provinsi Lilia Pineda, setidaknya delapan orang dinyatakan tewas akibat bangunan yang runtuh dan 20 orang lainnya mengalami luka-luka.
Tim penyelamat menggunakan peralatan berat dan anjing pelacak untuk mencoba menjangkau orang-orang yang terperangkap setelah sebuah bangunan berlantai empat runtuh.
"Mereka terdengar menangis kesakitan, tidak mudah menyelamatkan mereka," katanya saat ditanyai pendapat tentang korban yang masih terperangkap.
Filipina rawan bencana alam diketahui terletak di "Ring of Fire" Pasifik yang aktif secara seismik, sebuah band gunung berapi berbentuk tapal kuda dan garis patahan yang mengelilingi tepi Samudra Pasifik.
Selain gempa, Filipina juga kerap dilanda oleh rata-rata 20 topan per tahun, membawa hujan lebat yang memicu tanah longsor yang mematikan.
Baca Juga : Gara-gara Telat Kerja, Pria Ini Nekat Gergaji Palang Pintu Kereta Api yang Sudah TertutupBandara internasional Pampanga di Clark, bekas pangkalan militer AS ditutup dan sejumlah penerbangan dibatalkan setelah kerusakan pada bagian-bagian fasilitas termasuk area check-in.Retakan besar muncul di jalan provinsi dan tiang listrik ditebang.
Melansi South China Morning Post, tim penyelamat di Manila sedang bersiap untuk memperkuat upaya menjangkau orang-orang yang terjebak di Pampanga.