Mereka juga mempelajari perbedaan antara rumahorang yang sudahberkeluarga dan rumah orang lajang, dan hasilnya menunjukkan bahwa anjing benar-benar merupakan bagian dari keluarga.
Di rumah-rumah dengan beberapa orang seperti rumah keluarga, risiko kardiovaskular menurun sebesar 11 persen. Angka itu naik hingga 15 persen dalam satu rumah tangga.
"Mungkin seekor anjing dapat berdiri sebagai anggota keluarga penting dalam rumah tangga tunggal," Mwenya Mubanga, ketua penulis junior studi dan mahasiswa PhD di Departemen Ilmu Kedokteran dan Laboratorium Ilmu Pengetahuan untuk Kehidupan di Universitas Uppsala, menjelaskan dalam sebuah pernyataan seperti dilansir Nature.
Ilmuwan itu melanjutkan, "Hasilnya menunjukkan bahwa pemilik anjing tunggal memiliki 33 persen penurunan risiko kematian dan 11 persen penurunan risiko infark miokard selama masa tindak lanjut dibandingkan dengan bukan pemilik tunggal."
Hasil ini tidak menjelaskan mengapa pemilik anjing hidup lebih lama, tetapi para peneliti memiliki beberapa ide.
Tentu saja, ada batasan pada penelitian tentang kesehatan pemilik sebelum membeli anjing, tetapi beberapa hipotesis masih bisa ditarik.
"Kita tahu bahwa pemilik anjing secara umum memiliki tingkat aktivitas fisik yang lebih tinggi, yang bisa menjadi salah satu penjelasan untuk hasil yang diamati," Tove Fall, penulis senior studi ini dan profesor di bidang Epidemiologi di Departemen Ilmu Kedokteran dan Sains untuk Laboratorium Kehidupan di Universitas Uppsala.
Baca Juga : Memilukan! Menyangka Sedang Diajak Bermain, Ternyata Anjing Ditinggalkan dengan Kejam oleh Pemiliknya
"Penjelasan lain termasuk peningkatan kesejahteraan dan kontak sosial atau efek anjing pada mikrobioma bakteri di pemilik," tambah Tove.