Follow Us

Lebih dari 400 Orang Kecewa Tak Dilayani Hak Pilihnya, WNI di Sydney Minta Pemilu Diulang

Pipit - Selasa, 16 April 2019 | 08:00
Gunakan Hak Pilih Pemilu Tanpa Harus Pulang Kampung, Begini Cara Untuk Mendapatkannya
tribunnews

Gunakan Hak Pilih Pemilu Tanpa Harus Pulang Kampung, Begini Cara Untuk Mendapatkannya

WIKEN.ID - Ratusan WNI di Sydney, Australia merasa marah dan kecewa karena gagal menyalurkan suaranya.

Pasalnya mereka dipaksa berstatus golput lantaran tidak diberikan kesempatan untuk mencoblos.

Di Australia, WNI secara serempak melakukan pemilu pada Sabtu, 13 April 2019.

Kekecewaan massa yang tidak dapat mencoblos ditumpahkan di sosial media.

WNI juga banyak yang mengeluh perihal pelaksanaan pemilu di Sydney di grup Facebook The Rock yang beranggotakan WNI yang tinggal di Australia.

Bahkan, saat ini lebih dari 3.000 WNI sudah menandatangani petisi untuk mendesak pemilu ulang di Sydney.

"Kami sudah melaporkan soal ratusan WNI yang tidak bisa mencoblos ke KPU. Apakah akan dilakukan pemilu tambahan atau tidak kami tunggu keputusan KPU pusat," ujar Heranudin, Ketua Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Sydney.

Baca Juga : Nyoblos di Jepang, Viral Video Ahok Marah-marah di TPS Osaka, Ini Penjelasannya!

Baca Juga : Video Ramalan Zodiak Cinta Senin 15 April 2019, Cancer: akan Menjadi Hari yang Padat dan Penuh Cinta.

Heranudin mengaku, pihaknya tidak mengantisipasi massa akan membludak.

Dia memperkirakan, lebih dari 400 WNI tidak dapat melakukan pencoblosan karena waktu yang tidak memungkinkan.

Ratusan orang yang "dipaksa" berstatus golput ini berstatus daftar pemilih khusus (DPK).

Sejatinya, dalam aturan main pemilu disebutkan bahwa pemilih yang berstatus DPK berhak mencoblos pada satu jam terakhir atau sebelum pukul 18.00 waktu Sydney.

Namun, faktanya PPLN Sydney tidak sanggup menampung lonjakan massa sehingga antrian membeludak.

Salah satu TPS yang mengalami lonjakan massa adalah TPS Town Hall.

"Panitia kewalahan karena satu TPS hanya ada tujuh orang petugas. Antrean di luar ekspektasi kami," ujar Heranudin kepada Kompas.com, Minggu (14/4/2019).

Heranudin menambahkan, pihaknya tidak bisa melanjutkan proses pemilu setelah pukul 18.00 Waktu Sydney karena menyewa ruangan di Town Hall hingga pukul 20.00.

Baca Juga : Mengerikan! Penambang Pasir Ini Diterkam Buaya di Depan Sang Adik

Baca Juga : El Rumi Pamer Jari Bertinta Ungu, Inilah Video Suasana Tempatnya Mencoblos di London

Dia juga mengklaim bahwa meski kemarin ratusan WNI tertahan di luar gedung Town Hall, keputusan untuk menutup proses pemungutan suara dilakukan lewat musyawarah mufakat antara PPLN, Panwaslu, perwakilan Mabes Polri, saksi dari masing-masing paslon dan saksi parpol.

Melisa, WNI yang melakukan pencoblosan suara di Town Hall mengatakan, PPLN tidak profesional dalam melakukan tugas. Dia bercerita, dia tiba di Town Hall pada pukul 16.00 dan kemudian tidak ada kejelasan untuk bisa mencoblos.

"Status saya sebenarnya sudah DPT tambahan berdasarkan informasi dari KPU tapi di sistem masih berstatus DPK jadi saya mengantri berjam-jam hingga jam 18.00 tanpa ada kepastian. Panitia di lapangan kurang komunikatif," ujar Melisa.

Sebagai gambaran, PPLN di Sydney menyelenggarakan pemilu di lima lokasi yang terdiri dari 18 TPS. Satu TPS diklaim mampu menampung 1.300 pemilih.

Berikut adalah salah satu laporan berita mengenai ricuhnya pemilihan di Sydney.

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Kecewa Tak Bisa Mencoblos, Ribuan WNI di Sydney Tanda tangani Petisi Pemilu Ulang

Editor : Pipit

Latest