WIKEN.ID -Olahraga adalah salah satu kunci untuk menjaga tubuh tetap sehat dan bugar.
Belakangan ini olahraga yang sering dijalani banyak orang adalah berlari.
Olahraga berlari digemari banyak kalangan karena mudah dilakukan dan tidak membutuhkan biaya yang banyak.
Selain membuat tubuh bugar, ternyata mengajak anak berlari sejak dini bisa mencegah penyakit skoliosis lho!
Diketahui, dengan rutin berlari atau berjalan cepat ternyata dapat membantu menguatkan kondisi tulang belakang.
Pasalnya saat masa pertumbuhan tulang belakang si Kecil rawan terkena berbagai gangguan salah satunya adalah skoliosis.
Dikutip dariMayo Clinic, skoliosis merupakan kelengkungan tulang belakang ke samping yang paling sering terjadi selama percepatan pertumbuhan sesaat sebelum pubertas.
Biasanya tulang belakang penderita skoliosis melengkung dalam bentuk S atau C atau dari satu sisi ke sisi yang lain.
Baca Juga: Lagi Bermesraan Sepasang Panda Ini Gagal Fokus Usai Digeruduk Panda Lainnya
Kondisi ini jika terus dibiarkan dapat memburuk, karena tulang bertambah melengkung sehingga menyebabkan sakit punggung dan masalah kesehatan lainnya.
Studi terbaru yang dipublikasikan bulan April 2017 di Scientific Reports, mengungkap para peneliti dari Deakin University di Australia meneliti tulang belakang orang yang berlari dan tidak.
Mereka menganalisa 79 orang, di mana 2/3 adalah seorang pelari.
Beberapa di antara para pelari ini mengaku berlari lebih dari 30 kilometer sepekan dalam latihan.
Baca Juga: Sudah Tahu Dari Belia, Enzy Storia Ungkap Rasanya Kerja Bareng Nia Ramadhani: Cantik Banget!
Mereka dikelompokkan sebagai grup pelari jarak jauh.
Pelari lainnya mengaku berlari antara 12 hingga 25 mil dalam satu pekan.
Semua pelari sudah berlari setidaknya selama lima tahun.
Sementara kelompok terakhir adalah mereka yang tak pernah latihan berlari sama sekali.
Baca Juga: Ramalan Syahrini Hari Ini: Biasanya Berapi-api Kali Ini Leo Mesti Menahan Diri Gegara Ini
Untuk mendapat hasil yang akurat, peneliti meminta relawan memakai Akselerometer selama sepekan.
Kemudian tulang belakang mereka diperiksa menggunakan MRI untuk mengukur ukuran dan kecairan cakram.
Hasilnya memang ada perbedaan, dimana cakram atau bantalan tulang rawan para pelari lebih besar dan berisi banyak cairan dari pada orang yang tidak berlari.
Diketahui, tulang belakang manusia merupakan mekanisme yang rumit, terdiri dari tulang punggung yang berada di antara bantalan tulang rawan berbentuk cakram (intervertebral disc).
Seiring bertambahnya usia, adanya penyakit atau cedera, cakram di tulang belakang bisa menurun dan membengkak yang mengakibatkan sakit punggung dan akhirnya melemahkan fungsinya. (*)