WIKEN.ID- Badan sehat dan juga ideal merupakan keinginan semua orang, salah satu usaha untuk menurunkan berat badan yaitu mengubah pola makan dan berolahraga.
Kebanyakan orang gemar berolahraga lari.
Alasannya karena mudah dilakukan dan juga olahraga ini tidak memerluka banyak biaya.
Selain itu olahraga lari cukup efektif untuk membakar kalori.
Baca Juga: Kerap Disebut Sebagai Hewan Pemalas, Ternyata Inilah 3 Alasan Kucing Suka Tertidur
Namun kenyataannya terkadang tidak sesuai harapan, rutin berlari tapi ternyata tidak mudah untuk menurunkan berat badan.
Tentunya jika terjadi pada kalian, akan merasa frustasi dan kesal.
Sebelum merasa seperti itu, kamu perlu mempelajari kenapa bisa rutin berlari namun berat badan tak juga menurun?
Dikutip dariIntisari.grid.id, ada 7 hal yang harus kamu hindari supaya target penurunan berat badanmu bisa dicapai dengan rutin berlari.
Tidak cukup makan
Banyak dari kita mungkin terlalu memikirkan defisit kalori untuk menurunkan berat badan, sehingga sebagian orang justru kekurangan kalori.
Kekurangan kalori juga bisa memunculkan masalah baru.
Ahli gizi teregistrasi, Lisa Bunn, CSCS mengatakan, tanpa kalori yang cukup, tubuh akan mengirim sinyal untuk menghemat kalori dan memperlambat metabolisme.
"Defisit kalori memang perlu diperhatikan ketika ingin mencapai penurunan berat badan, namun tentu jangan sampai kita terlalu kekurangan kalori," katanya.
Baca Juga: Jangan Mencuci Daging Sebelum Disimpan, Bahaya Ini akan Langsung Mengintaimu!
Tanpa makanan yang cukup, tubuh akan menggunakan jaringan otot untuk diubah menjdi energi alih-alih memilih cadangan lemak.
Jadi, atur defisit kalori secara moderat dan jangan sampai kita kelaparan karena justru akan memicu makan berlebih.
Ketika menjalani defisit kalori, jangan pernah mengkonsumsi kalori harian di bawah 1.200 kalori per hari.
Untuk menghitung secara akurat kalori yang dikonsumsi setiap harinya, Lisa menyarankan untuk mencatatnya.
Tidak mengontrol asupan makan
Ketika menjadikan lari sebagai alat untuk menurunkan persentase lemak dan lemak perut, penting untuk menjalani pola makan yang seimbang.
Fokus lah pada makanan alami, seperti karbohidrat kompleks, protein dan lemak sehat.
Konsumsi lah makanan-makanan tersebut pada waktu yang konsisten sepanjang hari.
Jessica menyarankan agar kita memiliki catatan makanan untuk membantu mengidentifikasi kalori yang masuk ke dalam tubuh.
Baca Juga: Baru Adopsi Kucing? Ternyata Inilah 5 Cara agar Cepat Dekat dengan Si Anabul
Terlalu banyak gula
Pakar Nefrologi, Jason Fung, MD menjelaskan, makan terlalu banyak karbohidrat olahan dan makanan tinggi gula seperti donat, cracker, pasta, roti putih, hingga alkohol, mampu dengan cepat memicu lonjakan insulin
Kondisi ini bisa mempermudah kenaikan berat badan.
Pastikan kamu menjaga level insulin tetap stabil sehingga berpengaruh terhadap persentase lemak tubuh secara keseluruhan, termasuk lemak perut.
Makan terlalu banyak
Ketika memulai program olahraga seperti lari, tubuh cenderung ingin mengganti kalori yang hilang.
Ahli gizi teregistrasi, Jessica Levings dari Balaced Pantry menjelaskan, kondisi itu seringkali membuat kita menjadi lebih lapar sehingga makan terlalu banyak.
Atau bisa juga, kamu memiliki pola pikir dimana makanan lebih adalah hadiah bagimu yang sudah berhasil mencapai target lari tertentu.
Ahli gizi teregistrasi dari Eat Well, Live Well, Kristin Koskinen menjelaskan, jika kita hanya membakar 300 kalori dari lari dan mengkonsumsi 300 kalori setelahnya, kita tentu tidak akan berhasil menurunkan berat badan.
Jessica merekomendasikan agar kita berkonsultasi dengan ahli gizi sehingga bisa mendesain rencana makan sesuai dengan kebutuhan kalori dan target berat badan individu.
Banyak orang berpikir bahwa makan lebih sedikit karbohidrat dan tinggi protein adalah kunci menurunkan berat badan.
Baca Juga: Nambah Anak, Celine Evangelista Adopsi Dua ‘Bayi’ Ini: Kebahagiaan Keluarga
Kurang latihan beban
Jika ingin menurunkan berat badan, jangan hanya fokus melakukan kardio.Cobalah menggabungkan latihanmu dengan latihan kekuatan setidaknya tiga kali seminggu untuk membangun lebih banyak massa otot.
Jika ingin menghilangkan lemak perut, kita memang tidak bisa secara spesifik menargetkan peluruhan lemak di area tersebut dengan olahraga tertentu.
Namun, pelatih tersertifikasi NASM, Krissi Williford merekomendasikan melakukan latihan berbasis otot perut, seperti dead bugs, plank, side bridges, pallof press, dan hollow holds.
"Latihan-latihan tersebut akan membantu otot perut agar bisa mendukung latihan kekuatan lainnya, misalnya compound lifts seperti squat, deadlift atau bench press," kata Krissi.
Stres
Rachel menjelaskan, lemak perut adalah musuh yang perlu dihadapi secara khusus.
Jika kamu merasa bisa menurunkan berat badan pada area tubuh lain kecuali bagian perut, maka penyebabnya bisa saja karena genetik.
Namun, bisa juga karena hormon stres atau kortisol.
Cobalah melihat kembali pola hidupmu. Mungkin kamu terlalu stres menjalani kehidupan yang sibuk dan serba berjalan cepat.
Ketika kamu menghabiskan terlalu banyak waktu untuk lari, tubuh akan memproduksi kortisol dalam jumlah banyak dan siklus itu akan terus terulang.
Baca Juga: Bukan Emas Ataupun Perhiasan, Mempelai Wanita Ini Kegirangan Dibawakan Ini Oleh Calon Suaminya
Peningkatan level kortisol akan menyebabkan tubuh menyimpan lemak pada perut lebih banyak daripada area lainnya.
"Jika terus berlangsung, hormon kortisol yang terus tinggi akan menyebabkan penyimpanan glukosa berlebih sebagai lemak pada area perut sehingga menyebabkan lemak perut," kata Erica Patel, MD.
Jadi, cobalah temukan cara untuk menurunkan level stresmu dan luangkan waktu untuk menenangkan diri, seperti membaca, mendengarkan musik, berendam, meditasi, menulis jurnal, atau sekadar menghabiskan waktu bersama teman-teman dan keluarga untuk memperbaiki perasaanmu.
Tidak cocok lari
"Tidak semua pola diet berlaku untuk semua orang, begitu pula jenis olahraga," kata pelatih tersertifikasi ACE, Sara Haley.
Mungkin saja lari bukanlah apa yang dibutuhkan tubuhmu untuk menurunkan berat badan Sara merekomendasikan untuk mencoba tipe kardio lain dan mencampurkannya.
Misalnya, bersepeda, tinju, mendaki, CrossFit, atau berenang.
"Carilah olahraga yang membuatmu menikmatinya dan bisa menjalaninya secara konsisten," kata dia. (*)