WIKEN.ID -Belakangan ini rupanya banyak orang yang hobi bersepeda
Semenjak pandemi covid-19, banyak orang yang menghabiskan waktunya dengan bersepeda.
Pasalnya bersepeda merupakan olahraga yang sangat baik untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran.
Namun benarkah jika olahraga bersepeda bisa mempengaruhi kesehatan reproduksi pria?
Asal-muasal kekhawatiran sejumlah pria khawatir bersepeda memengaruhi kesehatan reproduksi mereka berasal dari penelitian pada 2011 lalu.
Melansir Guardian, para peneliti dari Norwegia menganalisis 160 pria yang baru kelar mengikuti tur sepeda jarak jauh.
Hasil riset menunjukkan, satu dari lima pria tersebut penisnya mengalami mati rasa. Durasi mati rasanya bervariasi. Ada yang sampai seminggu setelah bersepeda jarak jauh.
Kondisi mati rasa di organ vital pria disebut menjadi biang disfungsi ereksi.
Para peneliti mencatat, sebanyak 13 persen responden prianya mengalami disfungsi ereksi lebih dari seminggu setelah bersepeda jarak jauh.
Penelitian sepeda dan kesehatan reproduksi pria sebelumnya juga digelar pada 2009 lalu.
Para peneliti menguji 15 atlet triatlon (renang, balap sepeda, dan lari) di Spanyol.
Hasil penelitian menunjukkan, atlet yang rutin bersepeda lebih dari 300 kilometer setiap minggu memiliki kadar sperma cukup rendah.
Namun, penelitian lama terkait sepeda dan kesehatan reproduksi pria pada 2009 dan 2011 itu, dibantah tim peneliti asal University of California AS, pada 2018.
Para peneliti tersebut mengkritisi hasil riset sebelumnya yang terlalu prematur untuk dijadikan simpulan.
Pasalnya, penelitian hanya melibatkan objek terbatas (atlet) dengan jumlah responden yang dianggap minim.
Para ahli pun meriset ulang efek bersepeda bagi pria. Mereka menggandeng 2.500 pesepeda dari Inggris, AS Kanada, Australia. dan Selandia Baru.
Tak berhenti di situ, mereka juga membandingkannya dengan kondisi 539 perenang dan 789 pelari.
Para ahli meneliti kesehatan seksual, prostat, sampai kemungkinan mati rasa di organ vital.
Hasil penelitian membuktikan, fungsi organ reproduksi pesepeda tidak lebih buruk ketimbang perenang atau pelari.
Peneliti juga menemukan fakta, pria yang sangat intens bersepeda tidak memiliki masalah disfungsi ereksi.
Ahli juga mendapati fakta, pesepeda yang berdiri lebih dari 20 persen dari sadel sepedanya saat bersepeda, punya risiko mati rasa di area intim lebih minim, ketimbang pesepeda yang tidak pernah berdiri dari sadel sepedanya.
"Saya pikir pesepeda pria perlu sesekali berdiri dari sadelnya untuk menghindari mati rasa di organ vitalnya," jelas Profesor Benjamin Breyer, perwakilan tim peneliti.
Menurut Breyer, masalah ereksi sementara kemungkinan bisa muncul setelah pria bersepeda dengan waktu yang sangat lama.
"Tapi ada beberapa desain kursi berbeda yang bisa mengurangi tekanan pada organ intim. Berdiri atau turun sejenak dari sadel juga bisa mencegah mati rasa," kata dia.
Breyer meyakinkan, bersepeda tidak menyebabkan disfungsi ereksi.
"Duduk di sofa atau di depan komputer delapan jam sehari bisa lebih berbahaya bagi kesehatan seksual dan kesehatan secara keseluruhan," kata dia.
Dengan pertimbangan tersebut, menurut Breyer, pria yang menghindari bersepeda karena khawatir pada kesehatan reproduksinya, justru lebih berisiko mengalami disfungsi ereksi. (*)