WIKEN.ID -Pada masa pandemi ini banyak orang berlomba-lomba melakukan olahraga untuk menjaga tubuh agar tetap sehat.
Salah satu olahraga yang banyak diminati banyak orang adalah berlari.
Pasalnya, olahraraga berlari mudah dilakukan dan tidak membutuhkan biaya yang banyak.
Pada saat pandemi, event olahraga berlari lagi banyak diadakan secara virtual.
Para pelari yang ingin berpartisipasi dalam event ini hanya perlu melakukan pendaftaran secara online, kemudian menentukan garis start dan jalur lari mereka sendiri.
Setelah menyelesaikan jumlah kilometer yang sudah ditetapkan, kamu tinggal meng-upload hasil waktu tempuh yang sudah diselesaikan kepada penyelenggara event, lalu menunggu selama beberapa hari sampai medali datang dikirimkan ke alamat rumahmu.
Lalu apa saja sih yang harus disiapkan, terutama untuk pemula yang belum pernah mengikuti ajang lari?
1. Pemeriksaan kesehatan sebelum lari
Bagi pelari pemula, biasanya rata-rata dibutuhkan waktu satu tahun hingga fisik siap untuk ikut lomba lari sepanjang 21 km hingga 42 km.
Itulah sebabnya tersedia opsi yang lebih ringan, seperti 10k yang cocok bagi pehobi atau pemula.
Sebelum memulai program latihan marathon, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter dan menjalani cek kesehatan.
Jika telah dipastikan bahwa tidak ada kondisi medis khusus dan dokter memberikan lampu hijau, maka latihan persiapan untuk mengikuti acara lari pun dapat dijalankan.
2. Disiplin
Tantangan dalam marathon bukanlah tantangan fisik belaka.
Kadangkala pikiran dapat menjadi tantangan terbesar dan menjadi pematah motivasi yang mempengaruhi disiplin diri.
Bagi pemula, persiapan marathon membutuhkan proses yang panjang dan matang.
Salah satu kiat yang dapat dilakukan untuk konsisten disiplin latihan lari ataupun latihan strength dan mobility, termasuk disiplin mejaga kualitas nutrisi dan istirahat yang cukup, menjadi dasar kesuksesan dalam latihan lari.
3. Latihan ketahanan fisik
Manfaatkan momen latihan persiapan lari marathon dengan perencanaan yang baik dimana para peserta perlu mulai mengkombinasikan latihan lari dengan beragam olahraga berintensitas tinggi atau rendah.
Kita bisa mencoba jenis olahraga seperti progression run, lari interval dengan kecepatan tinggi dan rendah bergantian, hill repeats atau lari naik bukit, serta padu-padankan dengan cross training dengan berenang atau bersepeda, untuk meningkatkan edurance.
Tidak lupa juga untuk terus memonitor heart rate pada setiap sesi latihan.
Nah, bila persiapan-persiapan itu dirasa cukup, kita bisa mulai mengikuti ajang lari, mulai dari yang ringan. (*)