Ramai Mengenai Hantavirus, Ternyata Virus Ini Sudah Ada Sejak Tahun 1951 dan Sudah Ditemukan Vaksinnya

Rabu, 25 Maret 2020 | 16:00
daily express

ilustrasi hantavirus

WIKEN.ID -Wabahvirus corona belum usai, kali ini dunia dikejutkan dengan munculnya kabar tentang hantavirus atau virus hanta.

Kemunculan hantavirus ini ramai di sosial media.

Bahkan, tagar # Hantavirus viral di Twitter dan telah dicuitkan hingga 484 ribu cuitan.

Merebaknya kabar tentang hantavirus berawal dari seorang pria di China dilaporkan meninggal setelah tertular hantavirus.

Baca Juga: Tak Pedulikan Bahaya, Keluarga Pasien PDP Corona yang Meninggal Dunia di Sulawesi Tenggara Nekat Bawa Pulang Jenazah Pakai Mobil Pribadi, Sesampainya di Rumah Plastik Pembungkus Dibuka dan Dimandikan

Pria yang berasal dari Provinsi Yunnan, China barat daya, meninggal pada Senin ketika melakukan perjalanan ke Provinsi Shandong di timur, seperti dilaporkan Global Times, media yang dikelola pemerintah China, (24/3/2020).

Selanjutnya 32 orang di dalam bus yang sebelumnya dinaiki pria tersebut ikut diperiksa.

Laporan dari petugas medis menemukan bahwa kematian pasien itu tidak berkaitan dengan virus corona.

Namun disebabkan virus bernama hantavirus.

Baca Juga: Disaat Langkanya Masker dan Hand Sanitizer, Driver Ojek Online Ini Sengaja Bagikan untuk Pelanggannya

Hal itu berdasarkan tes nukleus acid di mana pekerja lainnya juga diminta mengikuti tes yang sama.

Lalu, apa itu Hantavirus?

Dikutip dari Kompas.com, dalam laporan penelitian berjudul Infeksi Hantavirus: Penyakit Zoonosis yang Perlu Diantisipasi Keberadaannya di Indonesia yang diunggah di situs Kementerian Kesehatan disebutkan, infeksi Hantavirus merupakan salah satu zoonosis yang ditularkan oleh hewan rodensia (hewan pengerat) ke manusia.

Infeksi ini mengakibatkan gangguan bagi kesehatan masyarakat, terutama di negara berkembang.

Baca Juga: Patut Ditiru, Walau Belum Ditemukan Kasus di Daerahnya, Warga Desa Pranan Pilih Langkah Antisipasi dengan Isolasi Mandiri Jauh Sebelum Adanya Status KLB Corona

Ababila terinfeksi dapat mengganggu kesehatan pada manusia berupa kelainan ginjal dan paru-paru, dimulai dengan demam, bintik perdarahan pada muka, sakit kepala, kemudian hipotensi, oliguria (sedikit buang air kecil), lalu diuretik (sering buang air kecil).

Angka kematian dapat mencapai 12 persen.

Penyakit ini diketahui setelah ditemukannya kasus infeksi Hantavirus pada lebih dari 3.000 tentara Amerika di Korea pada tahun 1951-1954 dan kemudian menyebar ke Amerika, yang menyebabkan banyak kematian akibat gagal jantung.

Baca Juga: Pengakuan Pemijat Online yang Kerap Diminta Pijat Plus-plus, Menolak Hingga Telepon Suami Karena Ketakutan

Sejak saat itu infeksi Hantavirus menarik perhatian dunia. Hantavirus pertama kali diisolasi pada tahun 1976, yang kemudian dapat diidentifikasi beberapa strain/galur/serotype Hantavirus lainnya.

"Sebanyak 22 Hantavirus bersifat patogen bagi manusia, serta terdiri dari dua tipe penyakit, yaitu tipe Hemorrhagic Fever with Renal Syndrome (HFRS) dan tipe Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS)," tulis laporan yang disusun oleh Indrawati Sendow, NLPI Dharmayanti, M Saepullah dan RMA Adjid.

Infeksi Hantavirus disebabkan oleh virus Hanta genus Hantavirus, famili Bunyaviridae.

Baca Juga: Nekat Syuting Ditengah Wabah Virus Corona, Ria Ricis Dapatkan Komentar Pedas dari Desainer Hebat Hingga Politisi: Membahayakan Orang Lain dan Negara Ini!

Virus ini memiliki single stranded RNA, yang mempunyai tiga segmen berbentuk sferikal dengan diameter 80-120 nm dan panjang mencapai 170 nm.

Hantavirus beramplop sehingga tidak tahan terhadap pelarut lemak, seperti deterjen, perlarut organik dan hipoklorit, dapat juga diinaktifasi dengan pemanasan dan sinar ultra violet.

Penularan Hantavirus ke manusia dapat terjadi baik melalui kontak dengan hewan reservoir rodensia yang terinfeksi atau kontak dengan ekskresinya seperti saliva, urin atau feses.

Baca Juga: Driver Ojek Online Sambut Baik Rencana Pemerintah yang Ingin Memberikan Kelonggaran Pembayaran Cicilan Kredit Kendaraan

Penularan pada manusia juga dapat terjadi melalui aerosol dari debu atau benda-benda yang telah terkontaminasi oleh urin dan feses rodensia yang mengandung Hantavirus.

Penularan dari manusia ke manusia juga belum pernah dilaporkan.

Periode viremia Hantavirus pada manusia sangat singkat sehingga sulit untuk dideteksi keberadaannya dalam darah.

Infeksi Hanta menyebabkan Haemorrhagic Fever and Renal Syndrome (HFRS) dan Haemorrhagic Pulmonary Syndrome (HPS) pada manusia.

Baca Juga: Melahirkan saat Wabah Corona, Adik Artis Cantik Ini Terpaksa Lahirkan Tanpa Sang Suami, Elang Tjokro: Untung Dokter Ngasih Izin untuk Video Call!

Masa inkubasi penyakit Hanta berkisar antara 2-8 minggu.

Penyebaran infeksi Hantavirus dengan gejala klinis pada manusia ini ditemukan banyak di China dan Korea.

China merupakan negara terendemis untuk penyakit Hanta, hal ini terlihat dari laporan yang menyatakan bahwa 70-90 persen kasus infeksi Hanta di dunia terjadi di China, sementara urutan kedua terdapat di Korea hingga tahun 1996.

Baca Juga: Ria Ricis Diamuk Warga Kompek Gara-gara Tetap Lakukan Syuting di Tengah Wabah Virus Corona, Henny Myranda: Anda Bukan Warga Loh!

Pemberian vaksinasi telah dimulai tahun 1991 di Korea, yang berdampak sangat signifikan dengan penurunan kasus yang sangat drastis di tahun 1998 .

Vaksinasi dinilai masih efektif untuk pencegahan infeksi Hantavirus, sehingga telah dikembangkan vaksin multi valent rekombinan yang terdiri dari beberapa strain/serotipe Hantavirus yang dapat mencegah infeksi Hantavirus.

Vaksin Hanta yang berasal dari jaringan ginjal garbil dan hamster telah banyak diproduksi.

Di China dan Korea, pemberian vaksinasi Hantavirus dapat menurunkan kasus infeksi pada manusia secara drastis.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hantavirus: Dari Karakter, Gejala, Proses Penularan hingga Vaksinasi"

Baca Juga: Kesal Imbauan Bahaya Virus Corona Disepelekan Warga, Wali Kota Tasikmalaya Akhirnya Turun Ke Jalan Sambil Lakukan Hal Ini

Tag

Editor : Alfa

Sumber Kompas.com