WIKEN.ID -Sebuah laboratorium pengujian di Jerman telah ditutup setelah sebuah video viral yang memperlihatkan monyet yang menjerit kesakitan.
Monyet itu tersiksa dengan keadaan digantung dengan sebuah tali logam yang diikat di leher mereka.
Rekaman CCTV yang diungkapkan oleh badan amal hewan, Cruelty Free International (CFI), juga memperlihatkan kucing dan anjing yang tampak berdarah dan bahkan sekarat setelah menjalani tes kejam.
Baca Juga: Kejutkan Warga Irlandia, Peternakan Ini Membiarkan Hewannya Saling Memakan Satu Sama Lain!
Penyelidikan itu menimbulkan kemarahan internasional dan menyebabkan aksi seruan untuk melakukan perubahan hukum Uni Eropa.
Pihak berwenang di Mienenbüttel, Jerman kini telah memerintahkan laboratorium tersebut, yang dijalankan oleh Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi (LPT), untuk menutup secara permanen laboratorium tersebut.
Direktur urusan publik Cruelty Free International, Kerry Postlewhite, mengatakan, pihaknya senang bahwa pihak berwenang telah mengambil tindakan untuk meminta pertanggungjawaban LPT.
"Tingkat kekejaman terhadap hewan dan pelanggaran hukum yang diekspos oleh investigasi kami benar-benar tidak dapat diterima," ucapnya.
Laboratorium itu telah diberi waktu dua minggu untuk menyerahkan semua hewan yang saat ini ada di sana.
Baca Juga: Akibat Habitatnya Teracam, Anak Anjing Laut Dari Kutub Utara Ditemukan di Pesisir Pantai
CFI mengatakan setidaknya ada 49 kucing dan 80 anjing telah diselamatkan.
Tetapi masih ada 96 anjing yang masih ditahan di dalam laboratorium itu. Video, yang terungkap pada Oktober tahun lalu, menunjukkan tes toksikologi dilakukan pada kucing, anjing dan kelinci, yang membuat mereka dalam keadaan sangat tertekan.
Baca Juga: Meski Sempat Diselamatkan Dengan Kopi Koboi, Seekor Merpati Mati, Diduga Bau dari Lem
CFI mengatakan para pekerja di sana meracuni hewan untuk melihat seberapa banyak bahan kimia atau obat yang diperlukan yang menyebabkan kerusakan serius.
Hal itu dilakukan untuk mengukur berapa dosis aman bagi manusia. Pekerja yang menyamar mengungkapkan pelecehanan terhadap hewan itu terjadi setelah mengklaim staf penjaga hewan di sana bukan yang terlatih.
Mereka juga diduga sering melakukan kekerasan terhadap hewan.
Pekerja di sana juga menyaksikan anjing beagle yang berdarah setelah sebuah pipa masuk tenggorokan mereka untuk percobaan dan mengklaim hewan-hewan itu tidak diberi penghilang rasa sakit atau anestesi.
Postlewhite mengatakan, bukti dari temuan timnya telah mengangkat tutup kerahasiaan yang terus mengelilingi penggunaan hewan dalam tes yang sudah ketinggalan zaman ini.
Ia juga menyoroti perlunya peninjauan pengujian toksisitas di seluruh Eropa.
"Kekejaman seperti ini tidak bisa terjadi di laboratorium mana pun," ucapnya.
Baca Juga: Sudah Menikah 9 Tahun, Zaskia Sungkar Membuat Permintaan Khusus Sebelum Menjalani Program Kehamilan
Menteri pertanian Jerman, Julia Klöckner, mengatakan kepada Neue Osnabrücker Zeitung tahun lalu bahwa pemerintah berkomitmen untuk mengadaptasi hukum Jerman untuk memastikan kepatuhan terhadap arahan UE dan menurunkan jumlah hewan yang digunakan.
"Saya ingin jumlah percobaan pada hewan terus dikurangi," kata Klöckner.
Hewan adalah sesama makhluk dan mereka pantas mendapatkan simpati kita.
Pada tahun 2014, sebuah penyelidikan rahasia di fasilitas neuroscience di Tübingen yang dimiliki oleh Max Planck Society mengungkapkan kondisi brutal di mana hewan dipelihara untuk eksperimen otak monyet kontroversial lembaga tersebut.
Menanggapi skandal terbaru, otoritas setempat mengatakan bahwa tuntutan pidana telah diajukan ke jaksa penuntut negara karena dugaan kegiatan yang melanggar hukum.
(Mega Khaerani)