Follow Us

Mati Terpotong 18 Bagian, Kisah Politikus Cantik yang Inginkan Tongkat 'Sakti' Soekarno hingga Senyum Usai dengar Putusan

Amel - Rabu, 20 Oktober 2021 | 18:22
Mona Fandey ketika dikawal menuju ruang persidangan

Mona Fandey ketika dikawal menuju ruang persidangan

Affandi tidak kalah gelap mata. Ia berfoya-foya, hingga dalam masa sepuluh hari, uang RM300ribu sudah habis.

Tatkala menghabiskan uang panas itu, mereka tak mengingat Mazlan sama sekali.

Tak datang rapat

Beberapa hari setelah Mazlan terkubur di rumah Mona, para kerabat mulai curiga.

Baca Juga: Berpihak di Larisa Chou, Istri Kedua Ustazd Arifin Ilham Singgung Soal Luka: Cara Menenangkan Jiwa..

Kemana Mazlan? Rasanya tak mungkin ayah dua anak yang begitu giat bekerja, absen tanpa kabar berhari-hari. Apalagi ia pun tidak hadir dalam rapat penting di Raub.

Rekannya, ADUN di Benta, Datuk Zuki Kamaludin akhirnya melapor ke polisi. Isi laporan, kemungkinan orang hilang atau diculik. Sebab ia sudah tidak muncul pada pertemuan resmi sejak tanggal 3 Juli 1993.

Polisi pun mulai melacak tempat-tempat yang sering dan yang terakhir didatangi Mazlan. Diketahuilah kalau Mazlan lumayan sering berkunjung ke rumah sepasang bomoh.

Segera polisi mendatangi rumah bercat putih itu. Rumah itu kosong saat polisi datang. Di sanalah polisi mengetahui kalau Mona dan Affandi tidak tinggal berdua saja, tapi bersama Juraimi.

Pembantu Mona itu lalu dicari. Tak perlu waktu lama bagi polisi untuk menemukannya, ia sudah tertangkap pada kasus narkoba, 13 Juli 1993.

Kepada polisi, 19 Juli 1993, Juraimi mengatakan soal kepergian Mona dan Affandi, ke Kuala Lumpur. Namun ia masih menutupi perilaku bejat mereka.

Polisi merasa tidak puas. Rumah Mona dan Affandi kemudian digeledah. Ditemukan rekaman video, album foto, dan sertifikat milik Mazlan di rumah itu. Polisi semakin yakin, hilangnya Mazlan sudah pasti berkaitan dengan trio ini.

Editor : Wiken

Latest